Padangkita.com - Sloan Digital Sky Survey (SDSS) menerbitkan analisis terobosan baru terhadap kosmos. Dilaporkan dalam 23 makalah, karya tersebut mengukur lebih dari 2 juta galaksi dan kuasar, menghasilkan peta tiga dimensi (3D) terbesar dari alam semesta.
Meskipun pengamatan sebelumnya telah memetakan galaksi terdekat ke Bimasakti dan melihat pada Cosmic Microwave Background (CMB), masih ada kesenjangan dalam data.
"Kami tahu baik sejarah kuno alam semesta maupun sejarah ekspansi terakhirnya dengan cukup baik, tetapi ada kesenjangan yang menyulitkan dalam pertengahan 11 miliar tahun," kata Kyle Dawson, pemimpin tim astronom dari Universitas Utah, seperti dikutip dari IFL Science, Selasa (21/7/2020).
"Selama lima tahun, kami telah bekerja untuk mengisi kesenjangan itu dan kami menggunakan informasi itu untuk memberikan beberapa kemajuan paling besar pada kosmologi dalam dekade terakhir," tambahnya.
Peta itu adalah pemahaman terbaik sejauh ini tentang laju ekspansi alam semesta sejak Big Bang. Penelitian itu menegaskan bahwa ekspansi alam semesta mulai melaju sekitar 6 miliar tahun yang lalu dan bergerak semakin cepat sejak itu. Perluasan ini diyakini disebabkan oleh zat hipotetis yang dikenal sebagai energi gelap.
"Secara keseluruhan, analisis terperinci dari peta eBOSS dan eksperimen SDSS sebelumnya kini telah memberikan pengukuran sejarah ekspansi paling akurat selama rentang waktu kosmik terluas," ujar Will Percival dari University Waterloo, Survey Scientist eBOSS.
"Studi-studi ini memungkinkan kita untuk menghubungkan semua pengukuran ini ke dalam cerita lengkap tentang alam semesta," tambahnya.
Tingkat ekspansi alam semesta diberikan parameter yang dikenal sebagai Konstan Hubble. Dalam pekerjaan ini, tim ahli memperkirakan bahwa konstanta memiliki nilai 68 kilometer per detik per megaparsec, di mana megaparsec setara dengan 3,26 juta tahun cahaya.
Ini berarti bahwa jika dua galaksi terpisah satu megaparsec, keduanya akan tampak bergerak menjauh satu sama lain dengan kecepatan 68 kilometer per detik.
Nilai ini konsisten dengan pengukuran dari CMB tetapi tidak sesuai dengan pengukuran galaksi yang lebih dekat, yang menghasilkan laju sekitar 74 kilometer per detik per megaparsec. Ketegangan dalam kosmologi ini merupakan masalah yang masih membutuhkan solusi. [*/try]