Padang, Padangkita.com – Seekor kera ekor panjang mengamuk dan menyerang ibu dan bayi berusia 10 bulan, di Parupuk Tabing, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, Sumatra Barat (Sumbar).
Akibatnya, ibu dan bayinya tersebut harus dilarikan ke rumah sakit setelah luka-luka diserang kera ekor panjang tersebut.
Kepala Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar Ardi Andono menyebutkan, peristiwa tersebut persisnya terjadi pertengahan Juni lalu.
“Kamis, 15 Juni 2023 seorang warga melaporkan ke call centre Balai KSDA Sumbar bahwa ada seorang yang memelihara seekor kera ekor panjang yang menyerang seorang bayi 10 bulan beserta ibunya, kedua korban selanjutnya dibawa ke rumah sakit,” kata Ardi Andono dalam keterangan tertulis melalui akun resmi BKSDA Sumbar di Instagram, dikutip Padangkita.com Senin (3/7/2023).
Untuk menangani laporan warga tersebut, Ardi Andono pun langsung menurunkan Tim Wildlife Rescue Unit (WRU).
Didampingi ketua RT setempat, tim WRU BKSDA Sumbar kemudian menyampaikan sosialisasi kepada pemilik kera tersebut, termasuk kepada warga sekitar.
“Bahwa kera ekor panjang adalah satwa liar yang seharusnya hidup bebas karena bagaimanapun kera mempunyai sifat liar yang berbahaya serta dapat menyebarkan penyakit yang merugikan manusia,” kata Ardi Andono.
Dalam pertemuan dengan tim WRU BKSDA Sumbar, pemilik kera ekor panjang bersedia bertanggung jawab terhadap apa yang dialami korban, yakni ibu dan bayinya.
Hal itu dituangkan dalam surat pernyataan yang ditandatangani oleh pemilik kera ekor panjang.
“Selanjutnya, pemilik kera bersedia untuk melepaskan kera peliharaannya kembali ke alam di Bukit Gado-gado, Kota Padang,” ungkap Ardi Andono
Ardi Andono menyampaikan terima kasih kepada masyarakat yang melaporkan kejadin tersebut.
Ia berharap kesadaran masyarakat terhadap penyelamatan satwa liar semakin tinggi, dan masyarakat menyadari potensi bahaya yang dapat muncul akibat perilaku satwa liar di tengah permukiman.
Baca juga: BKSDA Sumbar Pasang Pengumuman Penting pada Bangunan ‘Hantu’ di Jalan Padang – Solok
Apalagi beberapa waktu terakhir banyak muncul kasus rabies, yang tidak hanya ditularkan melalui gigitan anjing. [*/pkt]