Padangkita.com - Hanya dalam hitungan jam Tour de Singkarak 2017 siap digelar. Iven balap sepeda terbesar di Indonesia ini akan angkat bendera start hari ini, Sabtu (18/11/2107). Tour de Singkarak 2017 akan dimulai dari Kota Batusangkar, Kabupaten Tanah Datar sebagai tempat start dan finish di Kota Bukittinggi.
Tercatat 20 tim dari 30 negara akan berpacu melewati sembilan etape dengan total jarak 1.097 km dan memperebutkan hadiah sebesar Rp3 miliar. Tour De Singkarak tahun ini merupakan penyelenggaraan yang ke-9 kalinya setelah pertama kali digelar pada tahun 2009. Balapan sepeda yang memadukan antara olahraga dan pariwisata ini telah masuk dalam kalender Union Cycling International (UCI) pada kategori Asia Tour 2.2.
Sejak 2013, Amauri Sport Organisation (ASO) merekomendasi TdS menjadi kejuaraan mayor di Asia karena mampu menyedot lebih dari satu juta penonton. Ranking TdS tingkat dunia dari jumlah penonton menduduki peringkat ke-5, setelah Tour de France (12 juta penonton), Giro de Italia (8 juta), Vuelta a Espana (5 juta), Santos Tour Down Under (750 ribu), dan TdS (550 ribu).
Walaupun para peserta Tour de Singkarak 2017 melewati rute yang sangat panjang dengan total jarak 1.097 km, tetapi selama balapan berlangsung mereka akan disuguhi dengan pemandangan alam Sumatra Barat nan mempesona. Para pembalap akan melewati bukit, jurang, danau, lembah, air terjun, dan hamparan sawah nan indah.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan TdS menjadi sarana efektif mempromosikan pariwisata di Provinsi Sumatera Barat. Setelah penyelenggaraan TdS pertama pada 2009, kini bermunculan destinasi wisata baru di Sumbar yang dikenal masyarakat luas. Selain itu, kata Arief, penyelenggaraan event sport tourism memberikan dampak langsung pada ekonomi masyarakat serta media value yang tinggi.
“Pelaksanaan TdS yang menyusuri alam Minangkabau memiliki beraneka ragam objek wisata alam (nature) dan budaya (culture). Tidak hanya mengenalkan destinasi Danau Singkarak semata, destinasi lainnya juga menjadi lebih dikenal masyarakat, di antaranya Lembah Harau, Kelok Sembilan, Istana Pagaruyuang, Pantai Gandoriah, Pantai Padang, serta Pantai Tiram dan banyak lagi,” kata Arief Yahya.
TdS ke-9 tahun ini akan menempuh sembilan etape; etape I dari Tanah Datar menuju Kota Padang dengan panjang 107 km; etape II Painan–Sawahlunto sepanjang 166 km; dan etape III Muaro Sijunjung–Pulau Punjung 100 km. Etape IV Danau Singkarak–Payakumbuh 135 km; etape V Lembah Harau–Padang Panjang 101 km; dan etape VI Kota Solok–Padang Aro Solok Selatan 140 km. Selanjutnya, etape VII Pariaman–Pasaman Barat 157 km; etape VIII Padang Pariaman–Agam 101 km; dan etape IX Pasaman–Bukittinggi 90 km.
Deputi Bidang Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti mengatakan setiap daerah yang dilalui tentu akan bersolek semuanya, baik dari atraksi, akses menuju destinasi, serta amenitas. Hal ini menjadi kesempatan bagi daerah yang dilewati pebalap untuk mempromosikan diri.
"Karena TdS merupakan iven internasional dan media value-nya besar," ujar Esthy.
Esthy juga menyebutkan dampak TdS sangat terlihat setiap tahunnya. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi dan infrastruktur di Sumatera Barat yang sangat pesat. Tidak hanya itu, data mencatat jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dan wisatawan nusantara (wisnus) di Sumatera Barat selalu mengalami peningkatan. Data kunjungan wisman pada 2015 sebanyak 48.755, meningkat menjadi 49.686 wisman pada 2016. Untuk kunjungan wisnus, pada 2015 sebanyak 6.973.678 meningkat menjadi 7.343.282 wisnus pada 2016.
Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengatakan dampak positif dari penyelenggaraan TdS sangat dirasakan oleh masyarakat Sumbar terutama dampak langsung ekonomi selama penyelenggaraan berlangsung.
“Tingkat hunian kamar hotel meningkat, begitu pula penjualan makanan, souvernir, dan oleh-oleh melonjak,” kata Irwan Prayitno.
Penyelenggaraan TdS yang berlangsung setiap tahun, menurut Irwan, juga mendorong peningkatan infrastruktur terutama jalan-jalan yang akan dilalui peserta balap sepeda. Jalan menjadi terpelihara dan semakin mulus.
Irwan menjelaskan bahwa Provinsi Sumatera Barat sendiri berada di bagian barat tengah Pulau Sumatera. Wilayahnya memiliki dataran rendah di pantai barat, serta dataran tinggi vulkanik yang dibentuk oleh Bukit Barisan membentang dari barat laut ke tenggara. Sumatera Barat merupakan tempat yang tepat untuk berpetualang hingga ke daerah pedalaman, mulai dari alam bebas, satwa liar, pulau, pantai, hingga hutan hujan tropis.
"Sumbar adalah salah satu provinsi di Indonesia yang kaya dengan sumber keanekaragaman hayati dan keindahan alam,” ungkap Irwan.
Wisata alam di Sumatera Barat memiliki daya tarik memikat, seperti Ngarai Sianok di Bukit Tinggi, Danau Maninjau, Danau Diatas, Danau Dibawah, Danau Singkarak, air terjun di Lembah Anai, Ambun Pagi, pantai Carolina, pantai Bumpus, Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS), dan gunung berapi di Singgalam. Selain bentang alam yang begitu memukau, pengunjung juga dapat menikmati begitu banyak daya tarik budaya di Sumbar seperti Jam Gadang, Istana Pagaruyung, dan wisata sejarah gua Jepang di Agam dan Istana Kerajaan Pagaruyung di Batusangkar.
Bandara Internasional Minangkabau menjadi gerbang utama menuju Sumatera Barat. Berlokasi di Ketaping, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman dan berjarak sekitar 23 km dari pusat Kota Padang. Bandar udara ini memiliki luas 4,27 km² dengan landasan pacu sepanjang 2.750 meter.
(J. Sastra)