Cinta diibaratkan sebagai pedang bermata dua, bisa digunakan untuk kebaikan dan bisa juga untuk kejahatan. Namun satu hal yang pasti, ketika kita sudah mengetahui tentang hakikat cinta itu. Maka hidup akan terasa lebih indah dari pada cerita cinta yang pernah ditulis oleh para penyair handal.
CINTA, sebuah yang memiliki begitu banyak makna dan penafsiran dari setiap orang. Sama halnya dengan hukum, definisi cinta sampai saat ini masih belum bisa di rembukan secara universal oleh para pakar percintaan. Ketika berbicara tentang cinta akan banyak terbayang hal-hal yang berhubungan dengan cinta. Penguasaan cinta pada diri manusia tergantung kepada tingkatan umur setiap manusia.
Jika ditanyakan kepada remaja, sudah tentu merujuk kepada rasa cinta terhadap lawan jenis. Jika itu orang yang menapaki kedewasaan, sudah tentu keluarga dan pekerjaannya yang jadi cinta baginya. Begitu pula seterusnya sesuai dengan tingkatan kehidupan manusia. Namun dalam tulisan ini tidak akan mengkaji cinta menurut tingkatan orang-orang yang merasakannya. Akan tetapi mencoba untuk membahas cinta dari akarnya mengapa sampai ada cinta di dunia ini.
Sebuah anugerah tak terhingga bagi manusia yang dapat merasakan apa yang namanya cinta. Manusia bukanlah satu-satunya makhluk ciptaan Allah SWT yang diberikan anugerah cinta, akan tetapi manusia diberikan akal sebagai penyeimbang cinta yang dititipkan oleh Allah SWT agar dibergunakan sesuai fungsinya. Cinta yang dititipkan oleh Allah SWT adalah suatu perasaan suka, simpati dan menyayangi terhadap sesuatu baik itu makhluk atau benda.
Akan tetapi rasa cinta yang diberikan ini bukanlah tanpa tantangan. Dewasa ini orang-orang tidak bisa membedakan apa yang dinamakan cinta dan apa yang dinamakan nafsu. Hal ini dikarenakan dekatnya jarak pemisah antara cinta dan nafsu yang terkadang sulit untuk dibedakan antara keduanya. Untuk memuluskan nafsu, dijadikanlah cinta sebagai alasan. Hal ini banyak terjadi belakangan ini dengan menggunakan dalih cinta.
Penulis memang bukanlah ahli dalam hal percintaan karena bukan terkonsentrasi pemikiran dalam bidang tersebut. Namun hanya mencoba untuk menemukan bagaimana caranya cinta ini dapat digunakan sesuai dengan jalur yang semestinya.
Manusia sebagai makhluk yang diciptakan tentunya hal pertama akan diketahui adalah siapa pencipta kita atau dikenal siapa Tuhan. Seorang terlahir menjadi muslim tentunya akan mempercayai Allah SWT sebagai tuhannya begitu pun dengan agama lain. Namun dalam tulisan ini tidak akan diperdebatkan Tuhan siapa yang paling benar. Allah SWT sebagai pencipta manusia dan juga menitipkan cinta kepada manusia. Sudah menjadi ketetapan bahwa pemilik cinta yang maha cinta adalah Allah SWT, karena beliaulah yang memberikan cinta kepada setiap manusia.
Mendekati sang pemilik cinta yang hakiki tentunya akan menemukan cinta yang sebenarnya.
Jika kita mencoba untuk mencari hakikat sejati dari cinta, tentunya kita harus mencintai dan mendekati pemilik cinta yang sesungguhnya yaitu Allah SWT. Cara untuk mendekati Allah SWT telah ditunjukan oleh nabi kita nabi Muhammad SAW yaitu dengan beribadah kepada beliau. Mendekati sang pemilik cinta yang hakiki tentunya akan menemukan cinta yang sebenarnya. Mencintai pemilik cinta yaitu Allah SWT merupakan syarat utamanya. Hal ini dikarenakan beliaulah pemilik cinta yang hakiki. Jika cinta sudah begitu besar kepada sang pemilik cinta itu, maka cinta terhadap cintanya akan mengikut dengan sendirinya dan hakikat sejati dari cinta akan ditemukan.
Permasalahan paling banyak saat ini adalah cinta kita umumnya lebih besar kepada ciptaannya dari pada cinta terhadap sang pencipta. Kesalahan yang mendasar bagi manusia yang mencoba untuk mencari hakikat cinta demi kesempurnaan hidup di dunia ataupun di akhirat nantinya. Memberikan cinta yang sangat besar atau bahkan tak terhingga kepada Allah SWT tidak akan merugi, malahan akan mendapat banyak keuntungan. Satu hal yang pasti harus kita pegang teguh adalah jika kita mencari Allah SWT dengan penuhnya, sudah hal pasti Allah SWT tidak akan mengecewakan kita.
Allah SWT akan membalas dengan berlipat ganda kecintaan hambanya tersebut. Lain halnya dengan cinta terhadap ciptaannya. Cinta yang berlebihan terhadap ciptaan Allah SWT akan sangat berpotensi dengan kegagalan atau bertepuk sebelah tangan. Hal ini dikarenakan cinta kepada makhluk ciptaannya tidaklah abadi hanya sementara dan fana. Banyak penyair membuat karya mengenai kegagalan cinta kepada makhluk ciptaan Allah SWT. Akan tetapi tidak pernah terdengar cinta kepada Allah SWT akan bertepuk sebelah tangan.
Untuk setiap manusia yang ingin meraih cinta yang hakiki hendaknya cintailah dengan melebihi apa pun Allah SWT. Karena beliaulah pemilik cinta yang agung dan sudah pasti memberikan apa yang dibutuhkan oleh hambanya. Orang yang tidak beriman saja Allah SWT masih memberikan rezeki dan nikmat, apalagi jika kita meraih cintanya Allah SWT. Segala hal akan kita dapatkan termasuk semua cinta-cinta yang diberikan kepada semua makhluk karena kita telah dicintai dan mencintai seutuhnya sang pemilik cinta itu sendiri.
Meraih cinta sang khalik merupakan tujuan teragung dalam hidup ini. Cinta-cinta lainnya di dunia ini akan mengikut dengan sendirinya dan tidak akan pernah ada rasa galau karena Allah SWT selalu bersama kita
Banyak hal yang dapat dilakukan untuk membuktikan bahwa cinta kita kepada Allah SWT lebih besar dari apa pun. Beribadah sebanyak mungkin dan selalu mengingat beliau di setiap waktu sama seperti orang lagi kasmaran yang setiap saat akan selalu teringat dan terbayang wajahnya. Begitu juga kita terhadap Allah SWT jika cinta sudah mencapai puncaknya. Setiap saat akan selalu ingat Allah SWT dan melakukan apa yang beliau perintahkan. Meraih cinta sang khalik merupakan tujuan teragung dalam hidup ini. Cinta-cinta lainnya di dunia ini akan mengikut dengan sendirinya dan tidak akan pernah ada rasa galau karena Allah SWT selalu bersama kita.
