
Ilustrasi gerhana bulan (Foto: Setkab)
Padangkita.com - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengajak umat muslim untuk melaksanakan ibadah Salat Gerhana atau Salat khusuf terkait akan terjadinya Gerhana Bulan Total (GBT) pada Rabu (31/01/2018).
Dirjen Bimas Islam Muhammadiyah Amin menerbitkan seruan kepada kepala kantor wilayah (kanwil) mengajak umat Islam untuk melaksanakan Salat Gerhana di wilayah masing-masing.
“Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama telah menerbitkan seruan kepada para Kepala Kanwil Kemenag untuk menginstruksikan Kepala Bidang Urusan Agama Islam/Kepala Bidang Bimas Islam/Pembimbing Syariah, Kepala Kemenag Kabupaten/Kota, dan Kepala KUA untuk bersama para ulama, pimpinan ormas Islam, imam masjid, aparatur pemerintah daerah dan masyarakat untuk melaksanakan Shalat Gerhana Bulan Parsial di wilayahnya masing-masing,” kata Organisasi Masyarakat (Ormas) Muhammadiyah dikutip dari setkab, Minggu (28/01/2018).
Mengenai pelaksanaan shalat gerhana, menurut Muhammadiyah, disesuaikan dengan situasi dan kondisi daerahnya masing-masing.
Dirjen Bimas Islam menjelaskan, berdasarkan data astronomi, hampir seluruh kawasan Indonesia dapat mengamati Gerhana Bulan Total ini, yang diperkirakan akan terjadi mulai pukul 20:48 WIT, 19.48 WITA, atau 18.48 WIB dan puncaknya pada pukul 20.29 WIB.
Tatacara Salat Gerhana
Menurut Dirjen Bimas Islam Kementerian Agama Muhammadiyah Amin, tata cara Salat Gerhana adalah sebagai berikut:
- Berniat di dalam hati
- Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa
- Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih) sebagaimana terdapat dalam hadits Aisyah: “Nabi Saw. menjaharkan (mengeraskan) bacaannya ketika shalat gerhana.”(HR. Bukhari no. 1065 dan Muslim no. 901)
- Kemudian ruku’ sambil memanjangkannya
- Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”
- Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat yang panjang. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama;
- Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya
- Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali
- Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya
- Salam.
Setelah itu imam menyampaikan khutbah kepada para jama’ah yang berisi anjuran untuk berdzikir, berdo’a, beristighfar, bersedekah.