Majene, Padangkita.com - Duka menyelimuti masyarakat Sulawesi Barat (Sulbar). Gempa bumi cukup kuat mengguncang Majene, Sulbar. Gempa terjadi lebih dari satu kali dalam dua hari berturut-turut.
Gempa kuat pertama kali terjadi pada Kamis 14 Januari 2021 pada pukul 13.35 WIB dengan kekuatan magnitudo 5,9. Setelahnya terjadi dua gempa susulan dengan magnitudo lebih kecil.
Kemudian, Jumat (15/1/2020) dini hari, Majene kembali diguncang gempa dengan magnitudo 6,2 yang berpusat di 2,98 LS, 118,94 BT atau 6 kilometer Timur Laut Majene.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene, gempa kuat dirasakan selama 5 hingga 7 detik. Saat kejadian, warga panik dan berhamburan keluar rumah.
35 Warga Tewas Tertimpa Reruntuhan
Gempa yang terjadi itu juga turut dirasakan di pusat ibukota Provinsi Sulawesi Barat, yakni Kabupaten Mamuju yang hanya berjarak 34 kilometer dari pusat gempa.
Gempa mengakibatkan sejumlah bangunan ambruk dan banyak warga yang tewas tertimpa. Berdasarkan data dari BPBD Sulawesi Barat, hingga pukul 14.00 WIB, sedikitnya 27 warga dilaporkan tewas, sebagian besar ditemukan dalam reruntuhan rumah yang ambruk.
Rinciannya, 26 orang meninggal di Kabupaten Mamuju. Sementara 9 orang lainnya tewas di Kabupaten Majene.
Sementara itu, sekitar 637 orang mengalami luka-luka.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulawesi Barat Darno Majid mengatakan data tersebut belum mutakhir, pihaknya masih melakukan pencarian dan pendataan.
Selain itu, kata Darno, belum ada data yang pasti mengenai berapa jumlah warga di dua kabupaten tersebut yang mengungsi. Namun, ia memperkirakan ada belasan ribu warga yang sudah mengungsi ke beberapa kawasan pegunungan di Mamuju.
"Pengungsi ini tersebar di beberapa daerah di pegunungan. Ada di depan rujab (rumah jabatan), kemudian ada pengungsi di bukit," ujar Darno, saat konferensi pers di Mamuju, Jumat siang.
Kantor Gubernur Sulawesi Barat Ambruk
Gempa yang berpusat di Kabupaten Majene membuat sejumlah bangunan di Kawasan Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) roboh.
Gempa juga membuat dua bangunan hotel, yakni Grand Maleo Hotel dan Matos Hotel rusak parah.
Netizen atau warganet bahkan membagikan foto bangunan kantor gubernur sebelum dan sesudah gempa kuat itu terjadi.
Dari foto tersebut terlihat bangunan kantor Gubernur Sulbar ambruk berserakan di tanah.
all prayers for my province#gempamajene pic.twitter.com/o4WPhpsVxl
— Dhy 🌱 Ahgadirectioners ♡༄ (@DWIHARYANIII) January 15, 2021
BMKG Sebut Gempa Berpotensi Tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan gempa yang terjadi di Majene Sulawesi Barat disebabkan oleh aktivitas sesar aktif Mamuju-Majene Thrust.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan gempa merusak di Majene merupakan gempa ulangan 1969.
"Sudah 28 kali gempa susulan dan yang paling besar kekuatan 5,9 M dan 6,2M. ini sebaran gempa yang kami monitor ada 28 gempa, dan ada 3 yang kami kenali sumbernya. Gempa ini memiliki kesamaan dengan gempa masa lalu, terkait Mamuju thrust," katanya dilansir dari CNBC Indonesia.
Sementara itu, Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan kemungkinan adanya potensi gempa susulan setelah gempa magnitudo (M) 6,2 dini hari tadi. Menurutnya, jika gempa susulan tersebut berpusat di pantai, gempa disebut berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
"Dari penjelasan tadi perlu kami sampaikan pula bahwa pertama tadi adalah masih ada potensi gempa susulan berikutnya yang masih kuat, bisa mencapai kekuatan yang seperti tadi sudah terjadi 6,2 atau sedikit lebih tinggi lagi," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi virtual, Jumat (15/1/2021).
"Nah dan itu karena kondisi batuan digoncang dua kali bahkan 28 kali, sudah rapuh dan pusat gempa ada di pantai. Nah memungkinkan untuk terjadinya longsor ke dalam laut atau longsor bawah laut sehingga masih atau dapat pula berpotensi terjadi tsunami apabila ada gempa susulan berikutnya dengan pusat gempa di pantai atau di pinggir laut," sambung Dwikorita.
Ia pun mengimbau masyarakat yang berada di wilayah gempa untuk menjauhi bangunan. Jalur evakuasi diminta segera disiapkan. Meski demikian, Dwikorita juga meningatkan masyarakat setempat untuk tidak panik namun tetap waspada. [try]