Fokus UKM dan Enterprise, Danamon Bukukan Laba Rp3 Triliun

Fokus UKM dan Enterprise, Danamon Bukukan Laba Rp3 Triliun

Ekspos kinerja Bank Danamon (Foto: Humas Danamon)

Lampiran Gambar

Ekspos kinerja Bank Danamon (Foto: Humas Danamon)

Padangkita.com – PT Bank Danamon Indonesia Tbk atau Bank Danamon mengumumkan pendapatan laba Rp3 triliun hingga September tahun ini atau tumbuh hingga 21 persen dengan fokus menggarap UKM dan enterprise.

“Kami terus membukukan laba seiring strategi kami yang mengoptimalkan operasional dan diversifikasi sumber pendapatan,” kata Vera Eve Lim, CFO Bank Danamon dalam rilis yang diterima Padangkita.com, Selasa (31/10/2017).

Ia menuturkan perseroan membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 3 triliun pada periode sembilan bulan pertama tahun 2017, atau tumbuh 21 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya.

Pertumbuhan laba itu didorong pendapatan bunga bersih (net interest income) akibat dari proses transformasi yang sedang berlanjut, pengelolaan biaya operasional yang baik, dan biaya kredit (cost of credit) yang lebih rendah.

Sedangkan, portofolio kredit Danamon terus bergeser menuju segmen non-mass market. Danamon membukukan pertumbuhan pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Enterprise dan Mortgage.

Kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen menjadi Rp 27,5 triliun. Portofolio Enterprise, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 7 persen menjadi Rp 35,7 triliun. Sementara kredit Mortgage tumbuh 31 persen menjadi Rp 5,4 triliun.

Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 5 persen menjadi Rp 119,2 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.

Pembiayaan baru Adira Finance tumbuh 7 persen untuk roda dua dan 8 persen untuk roda empat dibandingkan setahun sebelumnya. Total pembiayaan Adira Finance adalah sebesar Rp 44,2 triliun atau tumbuh 1 persen dibandingkan setahun sebelumnya.

Sementara itu, rasio kredit terhadap total pendanaan atau loan to funding ratio (LFR) pada 93,8 persen. Giro dan tabungan (CASA) naik 5 persen menjadi Rp 47,8 triliun. Sedangkan rasio CASA tumbuh menjadi 47,5 persen dari 43,9 persen pada setahun sebelumnya.

Deposito menurun 9 persen menjadi Rp 52,7 triliun melalui pelepasan dana mahal. Dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) berada pada posisi 22,3 persen.

Rasio kredit bermasalah (gross non-performing loans) tercatat pada 3,3 persen, yang masih di bawah batas yang ditentukan regulator yaitu 5 persen.

Tag:

Baca Juga

Pabrik Tapioka di Bangka Berkapasitas 6.000 Ton Per Bulan, Bina 1.500 Petani Singkong
Pabrik Tapioka di Bangka Berkapasitas 6.000 Ton Per Bulan, Bina 1.500 Petani Singkong
Andre Rosiade Apresiasi MIND ID Dorong Hilirisasi Komoditas Tambang
Andre Rosiade Apresiasi MIND ID Dorong Hilirisasi Komoditas Tambang
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Korsel Diharapkan makin Membuka Ruang untuk Perusahaan Keuangan Indonesia Penetrasi Pasar
Puteri Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Puteri Dorong Kerja Sama Pengembangan Mata Uang Digital dengan Bank Sentral Spanyol
Andre Rosiade Apresiasi Realisasi Kredit Bank Mandiri yang Capai Rp1.435 Triliun
Andre Rosiade Apresiasi Realisasi Kredit Bank Mandiri yang Capai Rp1.435 Triliun
Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024
Marwan Cik Asan Ingatkan Pemerintah Waspadai Perlambatan Pertumbuhan Ekonomi 2024