Festival Pamenan Minangkabau 2022 Siap Digelar di Istano Pagaruyung, Catat Jadwal dan Daftar Kegiatannya

Festival Pamenan Minangkabau 2022 Siap Digelar di Istano Pagaruyung, Catat Jadwal dan Daftar Kegiatannya

Istano Basa Pagaruyung di Kabupaten Tanah Datar yang jadi simbol adat dan budaya Minangkabau. [Foto: David/Padangkita]

Padang, Padangkita.com - Festival Pamenan Minangkabau (FPM) 2022 siap digelar 11-13 Oktober 2022 mendatang, Bberlokasi di Istano Silinduang Bulan Pagaruyung, Kabupaten Tanah Datar, Sumatra Barat (Sumbar).

Digagas Komunitas Seni Hitam Putih Sumbar, event ini bakal diramaikan dengan berbagai pertunjukan seni dan budaya tradisi Minangkabau.

Direktur Festival Pamenan Minangkabau 2022, Yusril Katil mengungkapkan, festival ini beranjak dari ide awal untuk pengembangan kebudayaan Minangkabau, terutama mendorong Undang-undang (UU) Pengembangan Budaya.

"Festival Ini bukan sekadar pameran, tapi sebuah kecintaan kita terhadap sesuatu," ujar dia saat jumpa pers terkait kegiatan ini di Gedung Dinas Kebudayaan Sumbar, di Padang, Kamis (3/11/2022).

Lampiran Gambar

Jumpa pers kegiatan Festival Pamenan Minangkabau di Kota Padang, Kamis (3/11/2022). [Foto: Isran/Padangkita]

Festival ini didukung penuh Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi dalam bentuk program hibah. Gubernur Sumbar sudah dijadwalkan akan membuka secara resmi FPM pada Sabtu (12/11/2022) pukul 16.00 WIB.

Fokus festival ini pemanfaatan ruang-ruang publik rumah-rumah gadang di Minangkabau termasuk sebagai ruang publik-untuk aktivitas budaya yang produktif bagi pelaku budaya dan masyarakat luas.

Yusril menjelaskan, festival ini merupakan salah satu upaya merawat, reaktualisasi kekayaan budaya, inventarisasi, pemeliharaan, penyelamatan dan pemanfaatan seni dan budaya Minangkabau, sekaligus merealisasikan 10 objek pemajuan kebudayaan sebagai amanah UU Nomor 5 Tahun 2017 untuk kesejahteraan masyarakat.

Festival ini, dalam kerangka memaknai kembali kearifal lokal budaya Minangkabau ditekankan pada tiga perspektif, yaitu pamenan kato, pamenan mato, dan pamenan talingo. Pamenan kato (permainan kata) mencakup pada kekuatan bahasa dan sastra (lisan) Minangkabau. Pamenan mato (permainan mata) pada aspek keterampilan, kreativitas dan atraksi budaya masyarakat, dan pamenan talingo (permainan telinga) yang merujuk pada kekayaan musik tradisional.

“Ketiga jenis pamenan rakyat dihadirkan dalam Festival Pamenan Minangkabau. Ruang publik yang digunakan adalah rumah gadang sebagai simbol sistem kekerabatan Minangkabau,” ujar dia.

Yusril menambahkan adapun yang akan ditampilkan dalam Festival Pamenan Minangkabau 2022 #Inspirasi RumahGadang diklasifikasikan dalam lima bagian utama:

1. Pamenan Seni Tradisi Anak Nagari (randai, cimuntu, lukah gilo, saluang dan dendang, musik talempong, permainan tradisi anak nagari dan makanan khas Minangkabau dan lain sebagainya).

2. Pementasan Seni Inovasi (Modern) Berbasis Tradisi Minangkabau (musik, tari, teater, dan kolaborasi lainnya).

3. Pameran Digital Naskah dan Foto Teater Sumatra Barat sejak era tahun 60-an hingga 2020 dalam bentuk digital dan konvensional sebagai upaya merawat ingatan kolektif publik atau masyarakat terhadap sejarah perjalanan teater di Sumatera Barat.

4. Diskusi Kelompok Terpumpun (DKT) dengan tema "Mengoptimalkan Fungsi Rumah Gadang sebagai Ruang Publik" yang akan diikuti ninik mamak, budayawan, seniman, akademisi, bundo kanduang, dan lainnya 5. Balai Pamenan Cepak-cepong masakan khas anak nagari (ikonik Luhak Tanah Data), Ekspo UMKM dan souvenir lainnya.

Intinya, titik berangkat perancangan festival ini dimulai dari konsep pamenan. Kata pamenan sering digunakan dalam praktik adat budaya Minangkabau seperti pepatah, petitih, pasambahan, mamangan adat dan sebagainya.

Secara budaya, masyarakat Minangkabau mempunyai empat tempat untuk melakukan aktivitas sosialnya termasuk pamenan yaitu rumah gadang, surau, lapau (rantau/galanggang), dan balai adat.

“Maka, Festival Pamenan Minangkabau mengkolaborasikan dalam peristiwa budaya dengan kerangka kreatif 'inspirasi rumah gadang dengan mengoptimalkan ruang-ruang sosial budaya publik," kata Yusril.

Dia menjelaskan, setelah melewati proses dan kerja kuratorial, ada 16 kelompok yang akan tampil pada Festival Pamenan Minangkabau ini dengan genre dan basis kreatif yang berbeda. Semua tampil memanfaatkan ruang-ruang yang di halaman rumah gadang.

"Kegiatan ini juga dikombinasikan dengan aktivitas usaha souvenir dan makanan khas dari nagari-nagari masing-masing. Lapak-lapak dan balai-balai kita buka untuk pelaku usaha selama event ini berlangsung,” ulasnya.

“Selain itu, ada juga permainan tradisi sipak rago dan cimuntu," terang Yusril Katil, yang juga pengajar di ISI Padang Panjang ini.

Sementara, Sahrul N, Ketua Kurator menyebutkan, pamenan bukan hanya sekadar konsep permainan rakyat, namun juga sebagai konsep berpikir dalam kehidupan. Pola pamenan dalam pemikiran masyarakat Minangkabau dilandasi oleh filosofis budaya. Kecerdasan budaya Minangkabau dalam melahirkan pemikiran menjadi basis untuk pengembangan gaya hidup ke masa depan.

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan Sumbar, Syaifullah yang ikut hadir saat jumpa pers mengatakan sangat mendukung dan sekaligus berharap iven "Festival Pamenan Minangkabau" dan memotivasi dan menginspirasi terutama bagi kaum dan pasukuan di Minangkabau untuk mendayagunakan rumah gadangnya sebagai ruang-ruang publik berkesenian sehingga terbangun ekosistem kebudayaan atas partisipasi aktif masyarakat.

"Dengan demikian, rumah gadang memfungsikan dirinya untuk kebudayaan dan kesejahteraan masyarakatnya. Kita tentu sangat mendukung dan memberi apresiasi terhadap penyelenggaraan Festival Pamenan Minangkabau 2022 ini," ulasnya.

Baca Juga: Galundi Singkarak Festival 2022, Ada Silek Tuo Langkah Ampek hingga Peragaan Batik Galundi

FPM 2022 akan dihadiri jajaran pejabat di Direktorat Kebudayaan Kemendikbudristek, Bupati Tanah Datar dan jajarannya, Wali Nagari Pagaruyung dan perangkatnya, KAN Pagaruyung, Bundo Kanduang Provinsi Sumbar, ninik mamak, alim ulama, tokoh masyarakat, pemuda, seniman dan budayawan dan masyarakat. [isr]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Festival Pengendalian Hama Tupai di Desa Rambai Pariaman, Sekdako Sampaikan Apresiasi
Festival Pengendalian Hama Tupai di Desa Rambai Pariaman, Sekdako Sampaikan Apresiasi
Puan Bangga, Lagu Tak Tong Tong dan Baju Adat Minang Bawa TRCC Juara Internasional
Puan Bangga, Lagu Tak Tong Tong dan Baju Adat Minang Bawa TRCC Juara Internasional
Mengenal Istano Basa Pagaruyung, Pusat Kejayaan Minangkabau di Masa Lalu (1)
Mengenal Istano Basa Pagaruyung, Pusat Kejayaan Minangkabau di Masa Lalu (1)
Bertemu Mahyeldi, Wamenkumham Ungkap akan Akomodasi Hukum Adat Minang dalam RKUHP
Bertemu Mahyeldi, Wamenkumham Ungkap akan Akomodasi Hukum Adat Minang dalam RKUHP
Sejalan dengan Progul, Gubernur Mahyeldi: KAN Penjaga Eksistensi Nagari dan ABS-SBK
Sejalan dengan Progul, Gubernur Mahyeldi: KAN Penjaga Eksistensi Nagari dan ABS-SBK
Kisah Perempuan Minang Asal Lintau Jadi Sopir Bus AKAP, Satu-satunya di Jalur Sumatra-Jawa
Kisah Perempuan Minang Asal Lintau Jadi Sopir Bus AKAP, Satu-satunya di Jalur Sumatra-Jawa