Dua Grup Musik Paling Melegenda di Ranah Minang

Dua Grup Musik Paling Melegenda di Ranah Minang

Muziekclub Petit Advendo (foto: KITLV)

Lampiran Gambar

Muziekclub Petit Advendo (foto: KITLV)

Padangkita.com - Soal urusan seni khususnya dunia musik, Minangkabau ternyata telah memiliki sejumlah grup musik legendaris yang sangat begitu popular di zamannya.

Sejak tahun 1870 an, Padang telah menjadi pusat kota yang ramai. Baik sebagai kota perdagangan dan juga pusat industri di Sumatera.

Artikel Ch. E.P. van Kerckhoff, Het Maleisch Toneel ter Weskust van Sumatra dalam jurnal Tijdschrift voor Indische Taal-, Land-, en Volkenkunde 31 (1886): 302-14, cukup memberi gambaran tentang kehidupan seni di Padang pada akhir abad ke-19. Rupanya pada masa itu di Padang sudah berkembang beberapa cabang seni, seperti seni drama (tonil) dan seni musik.

Menurut dosen dan peneliti dari universitas Leiden, Suryadi Sunuri, mengatakan di Minangkabau pada sekitar awal abad 20 telah memiliki grup musik (muziekclub) yang sangat terkenal. Namanya Petit Advendo.

Nama Petit Advendo diduga merupakan kombinasi bahasa Perancis, yaitu petit, yang berarti kecil dan aknonim bahasa Belanda, Advendo, yakni Aangenaam Door Vermaak En Nuttig Door Ontspanning, yang artinya menyenangkan oleh kenikmatan dan bermanfaat dengan cara relaksasi.

"Personilnya terdiri dari orang awak dan keturunan Asia lainnya. Petit Advendo sering diundang dalam acara pasar malam dan di rumah-rumah bola di Padang," tulis Suryadi dalam blognya niadilova.wordpress.com.

Grup-grup musik seperti Petit Advendo inilah yang sering mengisi acara hiburan dalam pesta-pesta kaum elit di kota Padang pada zaman saisuak, termasuk acara-acara di rumah bola (societeit) seperti Endracht dan Matahari.

Kehadiran mereka membuat suasana menjadi lebih meriah karena musik yang mereka bawakan membuat semua orang menjadi senang.

Selain Petit Advendo, Grup musik yang pernah popular di Padang adalah Si Doeta.

Selanjutnya | halaman 2

Lampiran Gambar

Si Doeta (Sumber foto: Tropenmuseum Amsterdam)

Grup musik ini pernah eksis di Padang pada akhir abad ke-19. Sangat mungkin orang yang bernama Si Doeta (Si Duta) itu adalah pemimpin orkes ini.

Berbeda dengan Grup musik Petit Advendo yang personilnya terdiri dari orang Eropa dan indo, seluruh personil grup orkes Si Doeta ini tampaknya berasal dari kalangan pribumi.

Hal tersebut menurut Suryadi terlihat dari pakaian yang digunakan para pemegang alat musik pada foto di atas. Semuanya menggunakan baju tradisional dari beberapa daerah kala itu.

Si Doeta juga merupakan salah satu grup musik legendaris yang banyak diundang dan dipakai untuk meramaikan beragam kegiatan yang dilaksanakan oleh orng-orang saat itu.

"Mereka juga tampil dalam keramaian-keramaian yang melibatkan masyarakat pribumi, sebab di zaman kolonial segregasi kelas sosial juga terefleksi dalam ranah seni," tulis Suryadi Sunuri.

Kini kita masih dapat menikmati salah satu warisan musik hibrida itu, yaitu gamaik.

Rusli Amran dalam Padang rimayatmu dulu (1986:163) mengatakan bahwa kaum Indo di Padang juga memiliki grup musik keroncong.

Dapat dikatakan bahwa akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 merupakan persemaian bagi munculnya gairah berkesenian di Padang, yang kemudian mendorong lahirnya grup-grup musik pada dekade-dekade berikutnya seperti Orkes Hawaiian The Smiling Playersyang didirikan oleh Asbon Madjid tahun 1938.

Baca Juga

‘Nobar’ Semifinal Piala Asia U-23 di Auditorium Gubernuran Sumbar dan 5 Videotron di Lokasi Ini
‘Nobar’ Semifinal Piala Asia U-23 di Auditorium Gubernuran Sumbar dan 5 Videotron di Lokasi Ini
Terima Ucapan Selamat, Prabowo ke Andre Rosiade: Kita Bangun Sumbar!
Terima Ucapan Selamat, Prabowo ke Andre Rosiade: Kita Bangun Sumbar!
Calon Wali Kota Padang
Calon Wali Kota Padang
Pemko Padang Lelang 64 Mobil, Cek di Sini Daftar Kendaraan, Syarat dan Ketentuannya
Pemko Padang Lelang 64 Mobil, Cek di Sini Daftar Kendaraan, Syarat dan Ketentuannya
Alokasikan Rp137 Miliar, Pemprov Target Perbaikan Jalan Rusak Tanah Datar selesai 2024
Alokasikan Rp137 Miliar, Pemprov Target Perbaikan Jalan Rusak Tanah Datar selesai 2024
Ada Perubahan, Ini Aturan Terbaru soal One Way Padang – Bukittinggi dan Pembatasan Angkutan
Ada Perubahan, Ini Aturan Terbaru soal One Way Padang – Bukittinggi dan Pembatasan Angkutan