Padang, Padangkita.com - Debat perdana Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) 2024, tadi malam (15/11/2024), sempat panas. Antara pasangan calon, yakni nomor urut 1 Mahyeldi Ansharullah-Vasko Ruseimy dan nomor urut 2 Epyardi Asda-Ekos Albar, saling menyerang dan melepar kritik.
Salah satunya, ketika Epyardi melempar pertanyaan yang bermuatan tudingan bahwa Mahyeldi hanya membantu masjid dan pesantren milik kader partainya. Epyardi mengajukan pertanyaan tetang program yang digagas Mahyeldi untuk mendukung ketahanan sosial, budaya, dan agama di Sumatera Barat
Program yang disinggung khususnya yang berkaitan dengan nilai falsafah adat Minangkabau ‘Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah’.
"Pertanyaan saya, pak, sejauh mana bapak memahami adat dan falsafah kita ini? Pesantren mana yang sudah bapak bantu selain yang dikelola kader PKS? Setiap kunjungan bapak, kenapa hanya di tempat kader PKS?” tanya Epyardi.
Epyardi juga menyinggung soal kunjungan Mahyeldi yang menurutnya belum dirasakan secara merata oleh masyarakat.
"Setiap kunjungan kerja saya ke daerah, masyarakat melaporkan bahwa bapak (Mahyeldi) hanya datang, tapi tidak ada tindakan nyata, kecuali hanya datang untuk memantau. Ini yang dikeluhkan masyarakat, Pak," ujar Epyardi.
Menanggapi tudingan Epyardi yang menyinggung masjid yang sering dikunjungi atau dibantunya dianggap milik kader PKS, Mahyeldi menanggapi dengan santai. Mahyeldi menegaskan, bantuan dan kunjungan yang dilakukannya ditujukan kepada seluruh masyarakat, tanpa memandang afiliasi tertentu.
"Masjid itu milik umat, pak, bukan milik PKS atau kelompok tertentu," jawab Mahyeldi.
Mahyeldi menjelaskan, setiap program safari Ramadan dan kegiatan sosial lainnya selalu dilakukan secara inklusif.
"Kami mengunjungi masyarakat yang membutuhkan, tanpa melihat mereka dari kelompok atau golongan apa. Ingat waktu kita bantu warga, pak, ketika rumahnya rusak? Itu juga dilakukan tanpa melihat afiliasi politik," ujarnya.
Baca juga: Dituding Epyardi Jalan Provinsi Rusak Parah, Mahyeldi-Vasko Ungkap Data: Jangan Hoaks
Mahyeldi menambahkan, bantuan yang diberikan, termasuk untuk masjid dan pesantren, dilakukan dengan tujuan sosial, bukan politik.
"Ketika ada masjid yang rusak, kita bantu tanpa harus ada merek-merek atau kelompok tertentu. Masjid adalah milik umat, bukan milik partai atau golongan tertentu," kata Mahyeldi.
[*/pkt]