Pariaman, Padangkita.com – Pemerintah Kota Pariaman melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mendirikan posko darurat bencana yang berlokasi di Balai Kota Pariaman. Ini merupakan langkah antisipasi bencana hidrometeorologi sebagaimana yang diingatkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Sebelumnya, BMKG melalui siaran resminya telah mengingatkan tentang cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor dan banjir bandang di 14 daerah -- salah satunya Kota Pariaman -- di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Berdasarkan rilis resmi BMKG, potensi peningkatan bencana hidrometeorologi dapat terjadi hingga 27 November 2025.
Diketahui, wilayah Sumatera Barat saat ini berada dalam pengaruh penguatan Monsun Asia yang memicu dominasi angin baratan, membawa suplai massa udara lembap dalam jumlah besar dari Samudera Hindia.
Massa udara lembap tersebut bertemu langsung dengan topografi Pegunungan Bukit Barisan, sehingga terjadi proses orographic lifting yang secara intens meningkatkan potensi pembentukan awan hujan lebat.
Fenomena Indian Ocean Dipole (IOD) negatif serta aktivitas Gelombang Rossby Ekuatorial turut memperkuat peluang pertumbuhan awan konvektif, terutama di wilayah pesisir barat dan daerah perbukitan. Kondisi tersebut secara signifikan meningkatkan risiko terjadinya banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan luas, angin kencang, petir/kilat, serta jalan licin.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Pariaman, Yota Balad menyampaikan langkah-langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini adalah dengan mendirikan posko tanggap darurat bencana.
"Posko ini disiagakan sebagai antisipasi potensi bencana dan untuk memastikan kesiapan peralatan serta personel dalam penanganan darurat," ujarnya.
Disebutkan, kehadiran posko ini merupakan bentuk langkah antisipasi pemerintah untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat di wilayah Kota Pariaman, serta siap merespons cepat setiap laporan masyarakat..
Yota Balad meminta BPBD untuk menggencarkan sosialisasi peringatan dini ke masyarakat, terutama di zona rawan banjir dan longsor. Disamping itu, ia juga minta BPBD untuk melakukan pemantauan intensif di titik-titik rawan bencana, termasuk sungai, lereng dan daerah rawan banjir bandang.
“BPBD harus memastikan kesiapan personel, peralatan, logistik dan sarana evakuasi untuk mendukung respons cepat saat terjadi keadaan darurat serta berkoordinasi aktif dengan pemerintah kabupaten/kota, TNI/Polri, serta relawan kebencanaan dalam rangka meningkatkan kesiapsiagaan,” ingat Yota Balad.
Baca juga: Kota Pariaman Dilanda Banjir, Wako Yota Balad Pastikan Penanganan Cepat Lokasi Terdampak
Mantan Sekdako Pariaman mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, dan mengamankan dokumen serta barang berharga lainnya, jika terjadi bencana. Kemudian, memantau informasi cuaca dan peringatan dini hanya melalui kanal resmi BMKG dan instansi pemerintah terkait. [*/pkt]











