
Timnas U-19 dihajar Jepang 4-1 dalam laga persahabatan. (Foto: pssi.org)
Padangkita.com – Pelatih kepala tim nasional Indonesia U-19, Bima Sakti berharap para pemainnya bisa mengambil pelajaran dari pertandingan melawan Jepang yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (25/3/2018) kemaren.
Pertandingan itu dimenangkan oleh Jepang dengan skor telak 4-1. Namun, ada banyak pelajaran yang bisa dipetik Timnas U-19.
Adapun gol semata wayang Indonesia dicetak oleh Aji Kusuma di menit akhir jelang usainya pertandingan. Sementara itu empat gol Jepang di cetak oleh Taisei Miyashiro menit 16, Kota Yamada menit ke 48, Mizuki Ando mencetak dua gol dalam laga ini di menit 49 dan 80.
“Harapan saya pemain bisa mengambil pelajaran berharga dari pertandingan ini. Kami masih ada waktu, persiapan kami masih lama dan akan terus kami lakukan evaluasi. Kami masih mencari hubungan erat antara pemain di sisa waktu ini. Ini suatu proses yang harus dilakukan agar kami bisa tampil lebih baik lagi kedepannya,” kata Bima.
Ada momen saat penonton meneriakkan nama pelatih tim ini sebelumnya. Namun Bima menjawabnya dengan santai.
“Saya tidak ambil pusing teriakan penonton, pelatih sekelas Jose Mourinho pun pernah merasakannya,” sebutnya.
Sementara itu, Egy Maulana Vikri menolak dianggap sebagai pemain yang paling hebat di tim ini.
“Saya tidak pernah merasa besar, sama seperti teman-teman lain dalam tim. Sepak bola itu permainan tim. Tidak pernah pula membangga-banggakan diri sendiri. Kalau lawan memberi perhatian lebih banyak kepada saya itu malah bagus, karena teman-teman jadi bisa dapat ruang,” ujarnya.
“Kami memang kalah, tapi dari kekalahan ini kami bisa belajar untuk bagaimana ke depannya. Kami baru berkumpul dan langsung menghadapi Jepang, tapi tidak masalah. Ini menjadi pelajaran untuk tahu di mana kekurangan kami,” sambungnya.
Timnas U-19 saat ini dipersiapkan untuk menghadapi Piala AFF U-19 2018 dan Piala Asia U-19 2018. Di dua ajang itu Indonesia bertindak sebagai tuan rumah. Bima pun mengusulkan untuk bisa bertanding melawan tim dengan level setara Jepang.
“Saya berharap bisa dapat lawan lebih berat lagi, tidak apa-apa. Kalau bisa lawan dari negara Arab, dari situ kami bisa berkembang. Mungkin kalau lawan Kamboja atau Brunei, mohon maaf, kami tidak bisa melakukan evaluasi. Melawan Jepang ini justru kami dapat banyak evaluasi,” tutupnya.