Depok, Padangkita.com - Anggota Badan Usaha Rumah Tangga (BURT) DPR RI Yohanis Fransiskus Lema mendukung Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) menjadi rumah sakit pendidikan berkelas dunia pada tahun 2030.
Sebagai rumah sakit pendidikan, penelitian dan pelayanan, dipandang sangat baik buat masyarakat Indonesia ke depan. Sehingga, masyarakat pada umumnya tidak perlu lagi berobat jauh-jauh ke luar negeri
“Saya sendiri terus terang sangat mendukung betul dan berharap rumah sakit ini bisa mewujudkan apa yang menjadi visi dan orientasinya itu, yakni, sebagai rumah sakit pendidikan, penelitian, dan pelayanan tadi," kata Yohanis saat mengikuti Kunjungan Kerja BURT DPR meninjau RSUI, Depok, Selasa (26/3/2024).
"Saya berharap, rumah sakit milik negara ini betul-betul bisa menjadi rumah sakit percontohan, tentu tantangan ke depan bukan saja soal kompetensi teknis, skill dan pengetahuan yang dibutuhkan, tetapi juga berbagai fasilitas pendukung sarprasnya,” ulasnya.
Menurut Politisi F-PDI Perjuangan ini, perihal akses jalan untuk datang mengunjungi RSUI memang perlu ditambah. Saat ini, masyarakat hanya bisa melalui area kampus Universitas Indonesia. Sedangkan Letak RSUI yang berseberangan dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI).
“Saya lihat ini hal yang sederhana, akses ke sini itu masih susah. Kami saja dari baru mengetahui bahwa ada RSUI di sini. Mungkin yang mengetahui dan menggunakan fasilitas ini paling mayoritas masyarakat Depok. Orang kalau mau nginap di sini, keluarganya mau cari makan malam-malam, akses susah juga walaupun sudah tersedia kantin. Mungkin, hal-hal ini juga perlu dipikirkan. Sehingga jangan sampai punya mimpi besar tetapi kemudian upaya untuk mencapainya itu sulit realisasi,” saran Yohanis.
Selain itu, Legislator Dapil NTT II ini menyampaikan soal pentingnya karakter ideologi dari rumah sakit ini. Baik itu berorientasi pada pendidikan, penelitian dan pelayanan sehingga jangan sampai aspek berorientasi pada profit saja yang dikedepankan. Memang semestinya rumah sakit negara inilah yang menjadi pionir untuk melakukan itu, bukan mediskreditkan yang lain.
Baca juga: Komisi VIII DPR RI Setujui Pembicaraan Tingkat I RUU Kesejahteraan Ibu dan Anak
“Kalau kami Anggota DPR yang datang, kata orang NTT bilang senyum penuh mulut lah pasti, ramah begitu kan. Tetapi kan perlakuan itu harus sampai di level masyarakat kita yang paling membutuhkan. Menurut saya itu simpel ya. Karena kami mewakili rakyat juga berpesan, rakyat juga diperlakukan ya minimal senyum lah, seperti Anggota DPR juga,” ingatnya. [*/rjl]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News