Padangkita.com - Pemerintah Hindia Belanda berupaya untuk mengantisipasi bancana banjir di kota Padang dengan cara membuat kanal pada tahun 1911. Kanal tersebut dibangun dengan menggunakan dana yang sangat besar dan baru bisa diselesaikan pada tahun 1916.
Pembangunan kanal sendiri didasari banjir besar yang terjadi pada 28 dan 29 september tahun 1907. Banjir ini menyebabkan satu orang meninggal dunia dan banyak ternak yang hanyut karena terseret air. Kerugian akibat banjir ini diperkirakan mencapai 2 ton emas (Algemeen Handelsblad, 26-10-1907).
Baca juga:
Banjir Besar dan Pembangunan Kanal di Padang 1911
Cara Belanda Membebaskan Padang Dari Banjir
Kemudian hari, banjir ini menjadi salah satu dalih bagi pimpinan Padang saat itu meminta ‘B.O.W’ (Burgerlijke Openbare Werken) atau Dinas Pekerjaan Umum, untuk mendesain tata kota berbasis pengendalian banjir.
Dalam laporan B. O. W. Selama tahun 1911 sampai 1913, untuk mengatasi banjir, maka mesti melakukan tiga hal yakni; menggali saluran drainase, mendorong air di Batang Arau agar masuk ke saluran drainase, dan memanfaatkan drainase tersebut untuk jalan atau lalu lintas.
Banyak laporan yang ditulis oleh koran zaman itu tentang banjir yang melanda kota Padang. Laporan banjir tersebut diantaranya:
Tahun 1915
Berdasarkan catatan dari Bataviaasch nieuwsblad, terjadi banjir besar di distrik komersial dan kampung sekitarnya di Padang pada bulan Desember 1915. Ketinggian air diperkirakan mencapai sekitar 80 sentimeter. Tidak ada laporan kerugian atau korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Tahun 1923
Berdasarkan catatan dari Bataviaasch nieuwsblad, terjadi banjir di kawasan kampung Cina yang menyebabkan rusaknya jembatan yang berada di atas kanal. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan November 1923.
Tahun 1926
Berdasarkan catatan dari Tilburgsche courant, terjadi banjir di Padang. Namun tidak ada catatan mengenai kerusakan maupun korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut terjadi pada Bulan April 1926.
Dalam sumber yang sama, banjir juga kembali terjadi di Padang. Air menggenangi kawasan Batang Harau dan membanjiri sejumlah wilayah di kota Padang. Peristiwa tersebut terjadi pada Bulan Desember 1926.
Tahun 1931
Berdasarkan catatan dari De Telegraaf, terjadi banjir di Padang dan kerusakan yang ditimbulkan akibat bencana tersebut diperkirakan mencapai 110.000 gulden.Peristiwa tersebut terjadi pada Bulan Juni 1931.
Berdasarkan catatan dari De Sumatra post, Banjir kembali terjadi di kawasan kampung cina dan daerah-daerah rendah lainnya. Ketinggian air mencapao 60 centi meter. Tidak ada laporan kerusakan maupun korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut terjadi pada Bulan september 1931
Tahun 1938
Berdasarkan catatan dari De Indische courant, hujan lebat yang terjadi di Padang menyebabkan banjir. Beberapa rumah rusak diterjang banjir di kawasan Pasar usang dan 11 orang meninggal dunia karena hanyut. Peristiwa tersebut terjadi pada Bulan November 1938.
Banjir besar juga terjadi pada tahun yang sama. Banjir terjadi di dataran rendah bagian dari Padang. Daerah kampung Cina banjir setinggi 60 cm. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Peristiwa tersebut terjadi pada Bulan Desember 1938.