Padang, Padangkita.com - Sebagai bentuk dukungan serta semangat kepada para pemuda atau wisudawan dan wisudawati Universitas Muhammadiyah Sumatra Barat (UMSB) ke-69, Bupati Dharmasraya, Sutan Riska Tuanku Kerajaan mengisahkan perjuangannya jadi bupati termuda di Indonesia.
Menurut Sutan Riska, dia bisa menjadi bupati bukan karena memiliki keluarga yang kaya raya, tapi ia mengakui bahwa ia hanya berasal dari keluarga biasa, keluarga petani.
Meskipun demikian, Sutan Riska mengaku hal itu tak mematahkan semangatnya untuk berjuang. "Ibu saya, ibu rumah tangga, menjual barang-barang harian. Bapak saya itu kepala desa dari tahun 1985 sampai sekarang. Kami itu dari keluarga biasa, petani, berkebun," ujar Sutan Riska dalam orasi ilmiahnya dalam rangkaian wisuda ke-69 UMSB, Sabtu (6/11/2021).
Tak hanya itu, diceritakan bahwa Sutan Riska kecil sudah diajarkan orang tuanya untuk berkebun, menanam karet dan lainnya.
"Tapi, dengan kegigihan dan fokus bapak dan ibu saya, bisa mendapatkan hasil yang baik. Tahun 2000, 2003, kami sudah mulai memetik hasil apa yang kami tanam," ungkapnya.
Tapi, lanjut Sutan Riska, perjuanganya untuk menjadi bupati tak hanya sampai di situ. Bahkan, ketika telah terpilih sebagai Bupati Dharamsraya, Sutan Riska mengaku banyak mendapatkan ejekan dan kritik dari masyarakat.
"Nah, di awal kepemimpinan, saya selalu diejek, dikritik. Ada yang menyebutkan anak muda itu belum pantas jadi kepala daerah," katanya.
Cita-cita Jadi Dokter, Disuruh Jadi Polisi dan Akhirnya Jadi Bupati
Menurut Sutan Riska, cita-citanya bukanlah jadi bupati. Tapi, ia ingin menjadi dokter. "Kalau cita-cita saya itu ingin jadi dokter, makanya saya ambil jurusan IPA pas SMA," ujarnya.
Kemudian, kata Sutan Riska, setelah tamat SMA, disuruh masuk polisi oleh bapaknya. "Karena sayang sama bapak, sama ibuk, sama keluarga, saya ikutin, dan akhirnya tidak lulus," ungkapnya.
Baca juga: Potret Bupati Dharmasraya Saat Orasi Ilmiah Pada Wisuda ke-69 UMSB
Lalu, Sutan Riska menceritakan bahwa sudah banyak jenjang pendidikan di perguruan tinggi yang telah ia tempuh.
"Awalnya kuliah di Malaysia, nggak tamat. Lalu, balik lagi ke Padang, tamat di Padang jurusan Ekonomi di STIE. Tapi, saya juga pernah kuliah di Unand, tapi tidak juga selesai," paparnya.
Jadi, lanjut Sutan Riska, bahwa kita itu perlu fokus. "Perjalanan hidup saya di dunia pendidikan itu panjang sekali. Nah, intinya, yang ingin saya sampaikan, memang kita itu harus fokus, adek-adek sekarang sudah menikmati diwisuda, Alhamdulillah, banyak teman-teman kita tidak sekolah. Tapi, adek-adek jangan putus di sini, harus dilanjutkan," katanya.
Umur 22 Tahun Utang hingga Rp4 Miliar
Selain berjuang dari keluarga biasa, keluarga petani, Sutan Riska juga menceritakan bahwa di usia 22 tahun ia telah berutang senilai Rp4 miliar.
"Itu tamat SMA, umur 22 taun, saya sudah berutang ke Bank Rp4 miliar, saya buat SPBU. Saya pinjam uang ayah saya, saya pinjam ke Bank, garansinya bapak saya, karena bank tak percaya sama saya karena umur saya 22 tahun," ujarnya.
Tapi, kata Sutan Riska, meskipun demikian, ia tetap gigih. "22 tahun saya urus sendiri, saat itu ibu saya juga sakit. Saya itu sayang ibu, karena doa ibu saya bisa seperti ini," jelasnya.
Jadi, lanjut Sutan Riska, kita perlu menyadari, bahwa kehidupan itu sangat dinamis.
Apalagi saat ini, ucap Sutan Riska, peluang untuk berusaha dan berkarir itu terbuka lebar. Bahkan, untuk antar negara.
"Apapun cita-cita dan keinginan, dari pengalaman saya, kuncinya fokus dan disiplin. Jika kita pakai dua prinsip itu, fokus dan disiplin, InsyaAllah bisa tercapai apa yang sedang diusahakan," imbuhnya.
Ditegaskan Sutan Riska, semangat berjuang itu harus ada di tangan kita, karena tidak ada yang tidak mungkin.
"Allah itu maha mendengar dan maha melihat. Kalau niat kita, niat baik, dengan bismillah, InsyaAlllah, Allah akan berikan jalan yang baik juga untuk kita," katanya.
Baca juga: Bupati Sutan Riska Orasi Ilmiah Pada Wisuda ke-69 UMSB, Ini yang Disampaikannya
Pada kesempatan itu, Sutan Riska juga menyampaikan bahwa ia menghibahkan tanah seluas 10 hektare di Sungai Daerah, Dharmasraya untuk UMSB. Dan kegiatan itu dilanjutkan dengan penyerahan surat hibah tanah kepada Rektor UMSB. [*/pkt]