BLT Covid-19 Tak Cukup untuk Biaya Makan di Sumatra Barat

Bantuan Covid-19, Anggaran program PEN

Ilustrasi. [Foto: Ist]

Padang, Padangkita.com - Dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) dari pemerintah sebesar Rp600 ribu di tengah pandemi Covid-19 tidak cukup untuk biaya kebutuhan hidup masyarakat Indonesia. Di beberapa provinsi, besaran BLT bahkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan makan per individu per bulan.

Di Sumatera Barat misalnya, BLT bahkan tidak cukup untuk menanggung biaya makan per individu. Karena jika melihat data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2018, biaya makan rata-rata di Sumatera Barat adalah Rp663.366 per bulan. Sementara itu, rata-rata biaya hidup non-makanan adalah Rp 705.785.

Berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah sebagai stimulus untuk menopang perekonomian dan meringankan beban masyarakat akibat Pandemi Covid-19. Sebelumnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Sosial telah mendistribusikan bantuan sembako kepada 1,2 juta masyarakat miskin di DKI Jakarta. Bantuan sembako tersebut ditaksir bernilai Rp 300 ribu rupiah dan akan diserahkan dua kali dalam sebulan.

Sementara untuk warga di luar Jabodetabek, pemerintah pusat melalui Kementerian Desa, Pembangunan, Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi memberikan dana BLT senilai Rp 600 ribu per keluarga setiap bulannya selama 3 bulan. Anggaran untuk bantuan dialokasikan dari anggaran Dana Desa yang semula untuk pembangunan infrastruktur desa, untuk sementara dialihkan guna membantu masyarakat.

BLT Rp 600 ribu dibanding rerata biaya hidup masyarakat Indonesia

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), total biaya kebutuhan hidup masyarakat Indonesia per kapita atau per kepala rata-rata Rp 1,3 jutaan per bulan. Rinciannya, Rp 620 ribuan untuk kebutuhan makanan dan sisanya, Rp 729 ribuan untuk kebutuhan non-makanan.

Lampiran Gambar

Menurut kajian Lifepal (mitra Padangkita.com) jumlah BLT sebesar Rp 600 ribu per bulan per keluarga yang diberikan oleh pemerintah, belum cukup untuk memenuhi keseluruhan biaya hidup masyarakat yang terdampak. Bahkan, angka yang diberikan belum melebihi kebutuhan biaya makan per-individu setiap bulannya. Apalagi jika anggota keluarga lebih dari 1 orang, tentunya biaya yang dibutuhkan lebih besar lagi.

Padahal, saat ini sudah menginjak tahun 2020 yang artinya biaya hidup tentunya cenderung meningkat bila dibandingkan dengan tahun 2018 silam

Biaya hidup di Sumatra Barat justru jauh di atas nominal BLT

Jika dilihat per provinsi, BLT Rp 600 ribu masih belum mampu memenuhi kebutuhan makan per orang di 20 provinsi, di mana Provinsi DKI Jakarta menempati urutan teratas (lihat Grafik 2).

Lampiran Gambar

Di DKI Jakarta, biaya makan untuk per bulan per orang sekitar Rp 847 ribuan, di Kepulauan Riau Rp 774 ribuan, di Bangka Belitung Rp 757 ribuan, di Papua Rp 749 ribuan, dan di Kalimantan Timur Rp 741 ribuan.

Jadi bisa disimpulkan, berdasarkan data biaya hidup per kapita dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2018 lalu, BLT senilai Rp 600 ribu itu tidak cukup untuk memenuhi total biaya hidup bulanan di provinsi tersebut.

Bagi warga Jateng dan NTT BLT Rp 600 ribu cukup untuk kebutuhan makan per individu

Data BPS menunjukkan, ada pula provinsi-provinsi yang biaya hidup makan per bulan per orangnya masih di bawah nominal BLT Rp 600 ribu (lihat Grafik 3).

Lampiran Gambar

Bagi warga Jawa Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, dan Nusa Tenggara Timur, Rp 600 ribu sudah mampu memenuhi biaya kebutuhan akan makanan per kepala per bulan.

Biaya untuk kebutuhan makanan per kepala selama satu bulan di Jawa Tengah sekitar Rp 490 ribuan, di Gorontalo Rp 500 ribuan, di Sulawesi Barat sekitar Rp 505 ribuan, Sulawesi Tenggara Rp 534 ribuan, dan di Nusa Tenggara Timur Rp 540 ribuan, masih di bawah besaran BLT.

Bertahan hidup di tengah pandemi

Tentunya, bantuan tunai dari pemerintah diharapkan untuk meringankan beban dan bukan untuk memfasilitasi keseluruhan biaya hidup masyarakat. Masyarakat diharapkan menjalankan langkah-langkah cerdas untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan mendasar selama pandemi COVID-19 ini.

Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghemat pengeluaran, tidak membeli barang-barang yang bukan kebutuhan pokok, memanfaatkan tabungan jika ada, dan jika tidak ada, bisa menggadaikan aset-aset yang berharga.

Tentunya kita berharap yang terbaik bagi mereka yang kehilangan sumber penghasilan, semoga dapat menemukan jalan keluar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. [Lifepal/afp]


Baca berita Ekonomi terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Kemendagri Puji Kesiapan Sumbar sebagai Tuan Rumah Event Nasional
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Di Depan Mahasiswa, Ini Hasil Kinerja - Fokus Percepatan Pembangunan yang Dipaparkan Gubernur Mahyeldi
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catatkan SHU Rp1,9 Miliar, Koperasi KPN Balai Kota Padang Raih Sertifikat Sehat
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Catat Kinerja Positif, Laba Bersih Bank Nagari 2023 Capai Rp523,61 Miliar
Kunjungi Posko Erupsi Marapi, Andre Rosiade Bantu Dapur Umum Rp25 Juta dan Sembako
Kunjungi Posko Erupsi Marapi, Andre Rosiade Bantu Dapur Umum Rp25 Juta dan Sembako
Prof. Syukri Arief Resmi Pimpin DPW ADI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov Hansastri
Prof. Syukri Arief Resmi Pimpin DPW ADI Sumbar, Ini Harapan Sekdaprov Hansastri