Padang, Padangkita.com – Ambisi Kota Padang untuk menembus kancah dunia sebagai Kota Kreatif UNESCO (UNESCO Creative Cities Network/UCCN) kian dimatangkan. Pemerintah Kota (Pemko) Padang kini tengah memperkuat langkah strategis guna meraih predikat UNESCO Creative City of Gastronomy pada tahun 2027 mendatang.
Keseriusan ini tercermin dalam gelaran Knowledge Sharing dan Diskusi Pentahelix bertajuk Best Practice Creative City UNESCO yang dihelat Dinas Pariwisata Kota Padang di Co-Working Space Gedung Youth Center, Selasa (9/12/2025).
Kepala Dinas Pariwisata Kota Padang, Yudi Indra Syani, menegaskan bahwa forum ini bukan sekadar diskusi biasa, melainkan wadah konsolidasi lintas sektor. Pertemuan ini mempertemukan akademisi, pelaku ekonomi kreatif, komunitas, media, dan pemerintah sebagai fasilitator untuk menyatukan visi memperkuat ekosistem kuliner daerah.
"Sektor gastronomi dinilai memiliki potensi besar sebagai identitas sekaligus motor penggerak ekonomi kreatif. Melalui forum ini, berbagai gagasan dan masukan diramu menjadi rujukan strategis. Kita ingin mewujudkan Padang sebagai Kota Gastronomi UNESCO," ujar Yudi dalam sambutannya.
Yudi memaparkan fakta menarik yang menjadi motivasi utama. Meski Indonesia telah memiliki tujuh kota yang masuk dalam jejaring kota kreatif UNESCO, belum ada satu pun yang mewakili kategori gastronomi.
"Dari seluruh kategori, di Indonesia sudah ada 7 kota kreatif UNESCO, tapi tidak ada satupun Kota Gastronomi. Ini peluang emas sekaligus tantangan bagi Padang untuk menjadi yang pertama," tuturnya.
Untuk mencapai target tersebut, Yudi menekankan bahwa kolaborasi lintas sektor atau pentahelix adalah kunci mutlak. Hal ini diperlukan untuk menciptakan inovasi dan memperkuat daya saing kuliner lokal di mata dunia.
Guna mempertajam strategi, Dinas Pariwisata Padang menghadirkan narasumber kompeten, yakni Vicky Arief Herinadharma, Ketua Harian Indonesia Creative Cities Network (ICCN) periode 2025-2028 yang juga merupakan tokoh kunci di balik kesuksesan Kota Malang meraih predikat Kota Kreatif UNESCO bidang Media Arts.
"Kita sengaja mengundang Mas Vicky untuk mendengar langsung success story Kota Malang. Kita ingin menyerap ilmu bagaimana strategi mereka hingga berhasil dinobatkan sebagai kota kreatif dunia," jelas Yudi.
Selain Vicky, diskusi ini juga menghadirkan Tim Percepatan Pembangunan Kota Padang, Prof. James Hellyward dan Satria Haris, yang fokus pada penguatan peta jalan ekonomi kreatif daerah.
Dalam diskusi tersebut, terungkap sejumlah tahapan krusial yang akan ditempuh Padang. Berdasarkan peta jalan yang dirancang, tahun 2025 akan difokuskan pada persiapan (preparation) dengan pembentukan Tim atau Satgas Percepatan yang melibatkan multi-stakeholder.
Selanjutnya, pada tahun 2026 akan dilakukan aktivasi program, termasuk kerja sama intensif dengan ICCN terkait penyusunan dokumen pengajuan (dossier). Puncaknya, pada tahun 2027, Padang menargetkan untuk secara resmi mengirimkan dossier aplikasi sebagai Kota Gastronomi ke UNESCO.
Baca Juga: Padang Bidik Jaringan Kota Kreatif UNESCO: Kekuatan Gastronomi jadi Andalan
Diharapkan dengan kolaborasi yang solid, visi menjadikan Padang sebagai kota kreatif gastronomi yang diakui dunia dapat terwujud, memberikan dampak ekonomi nyata bagi masyarakat, serta melestarikan warisan kuliner Minangkabau. [*/hdp]











