Pekanbaru, Padangkita.com - Setahun sudah jalan tol beropeasi di Provinsi Riau. Segudang manfaat dirasakan masyarakat di daerah itu. Lalu bagaimana dengan Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), yang tertinggal jauh karena hingga saat ini belum satupun ruas tol yang akan menyambung menjadi Tol Padang-Pekanbaru itu beroperasi.
Kajian dari Indonesia Infrastructure Finance (IFF) mengungkapkan, Riau berpotensi mendapat tambahan rerata produk domestik regional bruto (PDRB) hingga Rp132 triliun per tahun dari keberadaan jalan tol tersebut. Angka itu juga sejalan dengan serapan jumlah tenaga kerja yang mencapai 187 ribu orang hingga 2040 serta pendapatan tenaga kerja hingga Rp24 triliun setiap tahun dalam rentang waktu hingga 2048.
Besarnya manfaat yang telah dirasakan, masyarakat menggantungkan harapan tinggi agar keberadaan tol juga segera tersambung di seluruh pulau Andalas (Sumatra) itu.
Untuk diketahui, Tol Permai yang merupakan salah satu tol terpanjang di Indonesia itu merupakan bagian dari proyek jalan tol trans Sumatera (JTTS) yang membentang dari Lampung hingga ke Tanah Rencong, Nangroe Aceh Darussalam dengan panjang mencapai 2.837 km, terdiri dari dari ruas tol utama atau backbone sepanjang 1.913 km dan ruas tol sirip atau feeder 924 Km.
Tol Trans Sumatera backbone yang sudah beroperasi sepanjang 531 Km yakni ruas Tol Bakauheni-Terbanggi Besar (141 km), Terbanggi Besar-Pematang Panggang-Kayu Agung (189 km), Kayu Agung-Palembang (38 km), Pekanbaru-Dumai (132 km), Medan-Binjai (17 km), dan Sigli-Banda Aceh seksi 4 (14 km).
Sedangkan ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang masih dalam tahap konstruksi sepanjang 486 km antara lain Jalan Tol Kisaran-Indrapura (48 km), Jalan Tol Binjai-Langsa segmen Binjai-Pangkalan Brandan (58 km), dan Jalan Tol Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu sepanjang 95,8 Km.
Khusus ruas Pekanbaru-Bangkinang, progres pembangunannya pada awal tahun lalu telah mencapai 96 persen dan segera diuji coba. Targetnya, jalan tol yang jadi bagian feeder atau sirip JTTS Padang-Pekanbaru ini bisa beroperasi menjelang Idul Fitri.
Secara umum, keberadaan JTTS sangat membantu dalam meningkatkan aktivitas ekonomi, mempersingkat jarak tempuh, hingga menurunkan biaya logistik di Sumatera serta mampu menekan harga barang dan secara langsung meningkatkan perekonomian regional.
Sektor properti dan konstruksi misalnya, akan mengalami penurunan biaya hingga 37 persen, sektor pertanian 32 persen, transportasi 30 persen, serta manufaktur juga diuntungkan dengan biaya lebih rendah hingga 29 persen.
Presiden Joko Widodo mengatakan dengan ketersediaan sarana jalan yang baik, maka struktur biaya dan harga komoditas di sekitar wilayah tol akan menjadi lebih kompetitif dan tidak kalah dengan produk impor dengan biaya logistik dapat ditekan hingga 75 persen.
Kondisi Sumbar
Sementara itu, Sumbar yang merupakan daerah tetangga Riau, hingga akhir Maret 2022 ini, pada jalan tol Padang-Pekanbaru ada dua ruas yang tengah dikerjakan, yakni Pekanbaru-Bangkinang sepanjang 31 km, dan Padang-Sicincin sepanjang 36 km.
Sementara itu, jalan tol ruas Padang-Sicincin memang telah diterget ulang bakal rampung dibangun pada 2023 mendatang. Saat ini, pembangunannya belum mencapai 50 persen. Paling cepat salah satu ruas tol di Sumbar baru akan beroperasi tahun 2023 mendatang, itupun paling cepat pertengahan tahun.
Baca Juga: Daftar Lengkap Tol dan Jalan Nasional di Pulau Sumatra
Jalan tol sejatinya amat dibutuhkan Sumbar untuk mendongkrak berbagai capaian target, diantaranya target penambahan jumlah wisatawan, termasuk juga mendukung lalu lintas berbagai komoditi pertanian dan perkebunan, baik untuk lokal ataupun ekspor. [isr]