Padangkita.com - Letusan Gunung Marapi hingga siang ini, mengeluarkan abu vulkanik tebal dengan ketinggian 300 – 700 meter dari puncak. Sebagian masyarakat juga merasakan bau aroma balerang dari letusan ini.
Baca juga : Gunung Marapi Tiga Kali Meletus dan Berdentum Hebat
Sebaran abu vulkanik menyebar ke arah timur atau ke wilayah Kabupaten Tanah Datar. Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi mengatakan, sementara ini abu letusan Marapi jatuh di sebahagian wilayah Kecamatan Batipuh, Sungai Tarab, Pariangan, dan Salimpaung.
“Kepada camat, wali nagari seputar Gunung Marapi, agar terus memonitor perkembangan gunung Marapi. Laporkan pada kesempatan pertama jika ada kondisi yang mengkhawatirkan,” bilang Irdinansyah.
Sementara Ketua Pengamatan Gunung Api Marapi Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologis (PVMBG) Kota Bukittinggi Hartanto mengatakan, abu vulkanik banyak jatuh ke wilayah Pariangan.
Dia menjelaskan erupsi pertama terjadi pada pukul 10.01 WIB, diikui dengan abu vulkanik ketinggian 300 meter dari puncak yang mengarah ke Timur, Kecamatan Pariangan.
“Amplitudo letusan mencapai 6 milimeter, dengan durasi gempa 35 detik,” jelasnya.
Sementara letusan kedua berlangsung pada pukul 10.22 WIB, dengan amplitudo 4 milimeter, durasi 22 detik. Pada letusan kedua, sambungnya, abu vulkanik ketinggiannya mencapai 700 meter, masih kea rah Pariangan.
Pada pukul 11.56 WIB, sebutnya, hembusan terakhir Gunung Marapi.
“Cuaca di sekitar Marapi cerah dan tidak ada tanda-tanda letusan vulkanik,” bilangnya.
Kiki, seorang warga Simabur, Kecamatan Pariangan, mengakui mencium aroma balerang setelah letusan terjadi. “Kuat sekali baunya,” ujarnya.
Gunung tertinggi di Sumatera Barat ini, saat ini berstatus Level II. Sehingga diperingatkan kepada semua orang agar menjauh sekitar 3 km dari puncak gunung.
“Sampai saat ini, status pada tingkat waspada,” kata Hartanto.