Jakarta, Padangkita.com – Keberadaan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) diprediksi bakal berdampak luas pada perekonomian lokal dan nasional.
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmojo menyebutkan JTTS bisa memberikan dampak keuntungan ganda atau multiplier effect 1,7 kali terhadap perekonomian nasional.
"JTTS juga bisa meningkatkan pendapatan domestik bruto (PDB) Sumatra 2,2 persen dan penyerapan tenaga kerja di daerah Sumatra," ujar Tiko dalam webinar “HK Academy: Accelerating Indonesia's Economic Growth Through Infrastructure Development”, Kamis (9/9/2021).
Tiko—demikian Kartika Wirjoatmojo biasa disapa— mengungkapkan pembangunan JTTS oleh PT Hutama Karya (Persero) diperkirakan menyerap tenaga kerja lokal sebanyak 471.000.
Selain itu, kata dia, JTTS juga bisa mengoptimalkan potensi pariwisata yang ada di Sumatra, dan menumbuhkan kawasan ekonomi baru. Dengan begitu, bisa memanfaatkan kekayaan alam yang di Sumatera mulai dari kelapa sawit, karet, kelapa, kopi, dan teh.
“Karena itu pembangunan JTTS salah satu proyek prioritas pemerintah untuk meningkatkan konektivitas di Sumatra," ucap dia.
Sementara itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa menilai JTTS diperkirakan dapat menciptakan multiplier effect yang berkontribusi pada peningkatan PDB mencapai hingga Rp1.200 triliun.
"Akan terjadi multiplier effect sehingga dapat diestimasikan kontribusi terhadap peningkatan PDB mencapai Rp900 triliun hingga Rp1.200 triliun, dengan asumsi peningkatan investasi baik infrastruktur maupun investasi lainnya di 8 komoditas andalan Sumatera," ujarnya dalam webinar yang sama.
Adanya konektivitas JTTS tersebut akan menimbulkan multiplier effect yang dahsyat. "Bisa dikatakan yang tadinya Pulau Sumatra baru bangun bisa menggeliat, ini bisa lari dengan adanya jalan-jalan tol trans Sumatra ini," ujar Hatta Rajasa.
Di samping itu, lanjut dia, jalan tol ini juga menghemat waktu yang dapat diberikan setidaknya 50 sampai dengan 55 jam.
Dengan keberadaan JTTS yang membentang dari Lampung sampai Aceh sepanjang 2.800 km maka akan berdampak pada pemerintah daerah dan swasta yang akan membangun feeder ke jalan tol, menggali potensi daerah.
Dengan demikian, lanjut dia, investasi pasti akan meningkat.
Dampak berikutnya, kata Hatta, terbangunnya simpul-simpul logistik yang akan memperlancar pasokan dan dapat menekan biaya logistik. Kemudian meningkatnya PDB daerah secara signifikan akibat multiplier effect serta dampak berikutnya mendorong kunjungan wisata.
Dalam hal progres, Tiko meminta kepada kontraktor JTTS PT Hutama Karya (Persero) untuk segera menyelesaikan proyek tepat waktu yang ditargetkan pada tahun 2024 pada tahap I.
"Hutama Karya yang dipercaya pemerintah membangun JTTS di mana Hutama Karya diharapkan menyelesaikan pembangunan JTTS tahap I hingga tahun 2024," kata dia.
Direktur Utama Hutama Karya (Persero) Budi Harto menyatakan pihaknya mendapat konsesi untuk pengerjaan JTTS tahap I yang terdiri dari 13 ruas dengan total panjang 1.065 km. Semuanya ditargetkan rampung pada awal 2023.
"Saat ini kita sedang membangun sepanjang 1.065 km, 531 km di antaranya telah beroperasi, dan sisanya Insya Allah akan kita selesaikan pada awal tahun 2023," ujar Budi Harto.
Dalam tahap I terdapat delapan ruas yang masih dibangun Hutama Karya. Adapun, progres masing-masing ruas tersebut yakni Tol Sigli Banda–Aceh (74 km) sebesar 71%, Tol Kisaran–Indrapura (48 km) sebesar 24%, Tol Kuala Tanjung–Tebing Tinggi–Parapat (143 km) sebesar 60%, Tol Sp. Indralaya–Muara Enim (121 km) sebesar 33%.
Baca juga: Tol Pekanbaru-Bangkinang Bakal Beroperasi Tahun Ini, di Sumbar Bagaimana?
Kemudian, Tol Padang–Sicincin (36 km) sebesar 44%, Tol Pekanbaru–Pangkalan (64 km) sebesar 62%, Tol Bengkulu–Taba Penanjung (18 km) sebesar 81% dan Tol Binjai Langsa seksi Binjai – Pangkalan Brandan (58 km) sebesar 38%. (*/pkt)