Beberapa Dampak yang Ditimbulkan Pembangkit Listrik Geothermal

Beberapa Dampak yang Ditimbulkan Pembangkit Listrik Geothermal

Ilustrasi perusahaan Geothermal (Foto: Wikipedia)

Image Attachment

Ilustrasi perusahaan Geothermal (Foto: Wikipedia)

Padangkita.com – Rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi (geothermal) di kawasan Gunung Talang Bukit Kili, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok terus mendapatkan penolakan dari masyarakat.

Bahkan pada Senin (20/11/2017) lalu, ratusan warga yang menamakan diri mereka masyarakat Salingka Gunung Talang mengadang dan membakar mobil perwakilan PT Hitay Daya Energy yang akan meninjau lokasi proyek di Batu Bajanjang, Kecamatan Lembang Jaya, Kabupaten Solok.

Penolakan tersebut terjadi karena pihak pemerintah tidak transparan dan tidak melibatkan masyarakat dalam pemberian izin eksplorasi dan eksploitasi kepada PT Hitay Daya Energy selaku pengelola. Permintaan masyarakat untuk mendapatkan kejelasan terkait dampak lingkungan akibat aktivitas pembangkit listri geothermal juga kurang mendapatkan respon yang baik.

Sebelumnya pada 30 Oktober lalu, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumatera Barat pernah mengundang dosen dari Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta Eko Teguh Paripurno ke Padang untuk berdiskusi tentang risiko dari pembangkit listrik geothermal.

Dikutip dari bahan presentasi dosen dari Pusat Studi Manajemen Bencana UPN Veteran Yogyakarta tersebut, berikut adalah risiko yang bisa timbul dari pembangkit listrik geothermal.

Kerusakan Geiser dan Lansekap
Kehancuran geiser terjadi karena aktivitas pengeboran ke bawah permukaan. Ekstraksi panas melalui power plant membuat geiser alami kehilangan tekanan dan lama-lama bisa kering.

Contoh geiser yang rusak karena pemboran geothermal: geiser Beowawe di Nevada, geiser Spitfire di Nevada, geiser Teakettle di Nevada, geiser Pinchusion di Nevada, 26 geiser yang lain di Nevada, paling sedikit 12 geiser di Reykir, Islandia; sekitar 100 geiser di Wairakei, Selandia Baru.

Pencemaran Air
Pencemaran air dapat terjadi oleh kontaminan seperti yang terdapat secara alamiah di dalam Bumi. Namun proses ekstraksi termal Bumi telah memobilisasinya sehingga mencemari air (tanah dan permukaan). Pencemaran tersebut bisa terjadi oleh zat-zat yang terkandung di dalam bumi, seperti Arsen (As), Antimon (Sb), dan Boron (B).

• Arsenik
Arsenik merupkan elemen yang terdapat dalam berbagai mineral, terutama belerang dan logam. Arsenik merupakan salah satu penyebab terjadinya kanker pada manusia. Ia juga berkontribusi terhadap tingginya penyakit kulit di lokasi pemukiman yang terekspose oleh kandungan As.

• Antimon
Antimon merupakan elemen langka yang terbentuk dalam alterasi batuan karena proses hidrotermal. Antimon memiliki tingkat beracun yang memperlihatkan karakter yang sama dengan As.

• Boron
Boron terdapat dalam cairan geothermal. Konsentrasi Boron yang tinggi dapat menyebabkan permasalahan pada kesehatan manusia (Aksoy et al., 2009), salah satunya adalah menurunnya tingkat kesuburan (US Environmental Protection Agency, 2004; 86).

Pencemaran Udara
Jika dibandingkan dengan aktivitas penambangan batubara, minyak, dan gas bumi, emisi yang dihasilkan pembangkit listrik geothermal memang lebih rendah, tetapi tetap berbahaya. Batubara menghasil emisi 2.095 CO2/kW-hr, minyak 1.969, gas bumi 1.321, dan geothermal 0.2.

Gempa dan Retakan
Salah satu aktivitas yang dilakukan dalam pembangkit listrik geothermal adalah hydraulic fracturing (fracking). Fracking dilakukan untuk membuat retakan pada reservoir dengan tujuan akhir meningkatkan permeabilitas batuan sarang.

Fracking menyebabkan terjadinya penurunan kohesivitas (daya ikat) pada batuan. Pertambahan fluida dalam reservoir menyebabkan kenaikan tekanan, reservoir terfasilitasi untuk mengalami pergerakan (slip) karena gaya gesek statisnya terlampaui. Kondisi inilah yang bisa mengadirkan getaran/gempa.

Blow Out
Blow out adalah suatu peristiwa mengalirnya minyak, gas, atau cairan lain ke permukaan dari aktivitas pengeboran dan tak bisa dikontrol. Sebuah ledakan bisa terjadi selama operasi pengeboran sumur panas bumi.

Kasus di dataran Alasehir-Turki, sejumlah besar cairan panas bumi muncul di sepanjang zona sesar memotong endapan berumur Neogen di tiga lokasi. Pengeboran panas bumi dilakukan pada kedalaman 1.000 m. Pemantauan dari Mei 2012 sampai September 2014 di wilayah studi, cairan panas bumi mengandung Na-HCO3, dengan konsentrasi arsen dan boron tinggi.

Amblesan
Amblesan atau penurunan permukaan tanah terjadi karena adanya ekstraksi fluida pada kedalaman yang relatif dangkal. Teori konsolidasi sederhana Terzhagi menghubungkan tekanan pori yang menurun dengan tekanan efektif yang naik; kompaksi yang dihasilkan proporsional antara kompresibilitas dan ketebalan lapisan yang mengkompaksi dengan ukuran penurunan tekanan pori.

Amblesan terjadi di pembangkit energi geotermal Wairakei, Selandia Baru yang dibangun pada 1958 dengan produksi 150±Mwe (Megawatt electric). Amblesan mencapai 14± 0,5 m dengan kecepatan 200 mm/tahun dan diperkirakan mencapai 20±2 m pada 2050.

Massa air panas yang diekstrak dari batuan melaui sumur-sumur relatif dangkal, dengan kedalaman 500-1.000 m di bawah permukaan, mencapai maksimum 2.300 kg/detik di tahun 1965, dan tinggal 1700 ± 200 kg/detik pada tahun 1970. Di sisi lain, injeksi fluida ke dalam batuan tidak maksimal sehingga ekstraksi menyebabkan menurunnya tekanan di dalam formasi batuan sekitar 25 bar.

Baca Juga

Riyono Ungkap 10 Dampak Serius Ekspor Pasir Laut, Mulai dari Ekologis hingga Konflik Sosial
Riyono Ungkap 10 Dampak Serius Ekspor Pasir Laut, Mulai dari Ekologis hingga Konflik Sosial
Launching Buku 'Green Democracy', Sultan: Semangat Wujudkan Keseimbangan
Launching Buku 'Green Democracy', Sultan: Semangat Wujudkan Keseimbangan
Pj Wali Kota Padang Terima Penghargaan Nirwasita Tantra
Pj Wali Kota Padang Terima Penghargaan Nirwasita Tantra
Limapuluh Kota – Warsi Kerja Sama Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Bersama Masyarakat
Limapuluh Kota – Warsi Kerja Sama Pengendalian Dampak Perubahan Iklim Bersama Masyarakat
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Sumbar Dapat Hibah ‘Reward’ Penurunan Emisi Karbon Rp53 Miliar dari BPDLH Kemenkeu
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah
Pj Wako Pariaman Roberia Minta SMA-SMK Hasilkan Karya dari Daur Ulang Sampah