Padang, Padangkita.com – Sudah sekitar empat hari, mantan vokalis grup band Nidji, Giring Ganesha terpampang pada baliho besar di pertigaan Jl Raden Saleh, Pasar Pagi, Kota Padang. Selain wajah Giring, ada tulisan besar “GIRING UNTUK PRESIDEN 2024” (semua huruf kapital). Di sebelah kanan, logo PSI, partai yang dipimpinnya sekarang.
Sebetulnya, hal seperti itu—memperkenalkan diri ke masyarakat lewat baliho—bukanlah hal baru di Padang. Jauh sebelumnya, tahun 2005, Jeffrie Geovanie, yang waktu itu sebagai calon Gubernur Sumbar, juga memakai strategi yang kurang lebih sama.
Jeffrie sempat berhasil mencuri perhatian, meski kemudian tetap kalah dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sumbar 2005 itu. Jeffrie Geovanie sendiri saat ini duduk di Dewan Pembina PSI.
Namun, Giring kali ini bukan maju sebagai calon Gubernur Sumbar. Dia mau jadi presiden, dan itu ditulis besar di baliho. Tentu ada pesan yang hendak disampaikan, bukan sekadar hanya dari kata-kata yang tersurat. Bukan juga untuk sekadar memomulerkan PSI yang terpuruk di Sumbar pada pemilihan legislatif (pileg). PSI tak berhasil mengantarkan satu pun wakilnya di 19 kabupaten/kota di Sumbar duduk di DPRD, termasuk di DPRD provinsi dan DPR RI.
“PSI sedang melakukan branding sebagai partai milenial, khususnya di Sumbar. Selama ini panutan bagi generasi milenial di Sumbar tidak ada, karenanya menggunakan Giring bagian dari strategi PSI,” kata Asrinaldi, pengamat politik dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unand, ketika berincang dengan Padangkita.com, Kamis (20/8/2020).
Baca juga: Tak Penuhi Panggilan Polda Sumbar, Indra Catri Pilih Hadiri Undangan DPP Partai Gerindra
Dari baliho itu, kata Asrinaldi, PSI ingin terlihat berbeda yang diharapkan dapat mencuri perhatian di Sumbar. Kecuali gambar, isu yang disampaikan pun tidak sama dengan kebanyakan.
“Isu yang digunakan pun keluar dari isu mainstream guna melihat ciri pembedanya dari partai politik (parpol) lain. Saat ini semua masyarakat fokus ke masalah penanganan Covid-19 dan perbaikan ekonomi masyarakat. Sementara PSI memilih isu pencalonan Presiden,” ungkap Asrinaldi.
Dengan baliho sosok Giring, yang baru saja menjadi Ketua Umum DPP PSI itu, lanjut Asrinaldi, PSI jelas sedang mencoba menjadi opinion maker di tengah masyarakat, khususnya generasi muda.
“Apakah efektif? Saya pikir untuk tahap awal ini bisa menarik perhatian orang untuk mengidentifikasi apa dan bagaimana PSI ini. Untuk pembentukan afiliasi politik bagi generasi milineal perlu waktu,” ujar dia.
Pesan PSI mungkin akan sampai, lanjut Asrinaldi, asal konsisten. Namun, dalam konteks politik, kata Asrinaldi, strategi yang dipakai PSI sudah benar.
“Asal konsisten saja, PSI bisa mendapatkan dukungan di Sumbar. Untuk tahap sudah betul, yang dilakukan oleh PSI karena sekarang belum masa kampanye pilpres. Tentu akan ada upaya lanjutan dari PSI untuk mem-branding,” kata Asrinaldi.
Soal PSI menarget milenial, kata Asrinaldi, telah terlihat sejak Faldo Maldini diangkat menjadi Ketua DPW PSI Sumbar.
“PSI sedang mencari sosok di Sumbar yang diwakili oleh anak muda tapi kaliber nasional. Makanya pilihan pada Faldo Maldini sebagai Ketua DPW PSI Sumbar adalah cara instan untuk mendapatkan suara PSI di Pemilu mendatang.” [mfz/ori/pkt]
