Padang, Padangkita.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) melakukan penanganan konflik Harimau Sumatra (HS) di Jorong Terantang Tunggang, Nagari Binjai, Kecamatan Tigo Nagari, Kabupaten Pasaman.
Penanganan konflik ini dilakukan setelah sebelumnya seorang warga bernama Isna, 30 tahun, diduga diterkam kaki kanannya sewaktu tidur bersama temannya di pondok sawit pada Sabtu, 16 September 2023 sekitar pukul 03.00 WIB.
"Begitu mendapatkan laporan tersebut, Tim Wildlife Rescue Unit (WRU) SKW I Balai KSDA Sumbar segera turun melakukan koordinasi dengan Wali Nagari Binjai dan mengunjungi korban konflik serta mencatat informasi terkait konflik yang terjadi," kata Plh Kepala Balai KSDA Sumbar Eka Dhamayanti, Jumat (22/9/2023).
Tim kemudian menuju lokasi terjadinya konflik dan mengidentifikasi keberadaan satwa HS, dan di ladang serai wangi yang terdapat di dalam kawasan SM Malampah, Tim menemukan jejak satwa dengan ukuran ped 5 cm dan jejak yang ukurannya lebih kecil. Di lokasi juga ditemukan beberapa jejak babi.
"Tim juga melakukan sosialisasi dan edukasi pada warga sekitar terkait tingkah laku satwa konflik dan mengimbau warga sekitar agar membawa kembali ternak ke kandang atau ke daerah pemukiman," kata Eka.
Tim juga mengimbau warga sekitar untuk tetap waspada dan diharapkan melakukan aktifitas ke ladang pada siang hari dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.
Hingga tanggal 20 September 2023, tidak ada lagi laporan yang diterima petugas WRU SKW I terkait adanya penampakan satwa HS.
"Tim menghentikan kegiatan penanganan dan menyampaikan hasil identifikasi ke Wali Jorong," kata Eka.
Eka mengatakan, konflik antara manusia dan satwa liar, khususnya HS, merupakan salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Balai KSDA Sumbar.
Untuk mengatasi permasalahan ini, Balai KSDA Sumbar terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, serta melakukan patroli dan penghalauan satwa liar.
Baca Juga: Warga Pasaman Resah dengan Kemunculan Harimau Sumatra, Ini Tindakan BKSDA Sumbar
"Kami juga bekerja sama dengan instansi terkait, seperti kepolisian, TNI, dan pemerintah daerah, untuk menangani konflik antara manusia dan satwa liar," kata Eka. [hdp]