Bahaya Makan Terlalu Cepat, Waspada Diabetes dan Obesitas

Bahaya Makan Terlalu Cepat, Waspada Diabetes dan Obesitas

Makan (Foto: Ist)

Padangkita.com - Rasa lapar yang berlebihan kadang membuat seseorang lapar mata. Hingga tak menyadari bagi sebagian orang akhirnya makan dengan terlalu cepat. Padahal, bahaya makan terlalu cepat berisiko terkena diabetes dan obesitas.

Dilansir dari WebMD, tubuh kita telah diatur sedemikian rupa oleh sang pencipta untuk segala sesuatu, termasuk untuk makan. Otak membutuhkan waktu sekira 20 menit untuk memberikan tanda kenyang kepada tubuh.

Nah, jika kita makan dengan lambat maka akan memberikan otak waktu yang cukup untuk memberikan sinyal kenyang kepada tubuh.

Untuk diketahui, bahaya makan terlalu cepat menyebabkan obesitas atau berat badan bertambah dan juga meningkat risiko mengembangkan sindrom metabolisme.

Baca juga: Kelebihan Durasi Tidur Sebabkan Risiko Terkena Stroke

Sindrom metabolisme in sendiri merupakan kombinasi dari sejumlah risiko penyakit yang kemungkinan akan menyerang seperti terkena diabetes, jantung dan juga penyakit stroke.

Penulis studi dari Hiroshima University, Takayuki Yamaji mengatakan orang yang makan dengan cepat susah untuk kenyang dan akhirnya memakan apa saja secara berlebihan, dikutip dari Science Alert.

Berikut risiko yang bisa terjadi kalau makan terlalu cepat atau terburu-buru:

Diabetes

Harus disadari mengunyah makanan terlalu cepat dapat menyebabkan dan meningkat risiko terkena diabetes tipe-2.

Namun, meningkatnya resistensi insulin yang terjadi pada mereka yang terbiasa makan dengan cepat pada gilirannya akan memicu timbulnya diabetes.

Selain itu, mengunyah makanan terlalu cepat juga berhubungan dengan kenaikan berat badan yang menjadi salah satu faktor risiko utama diabetes.

Berat badan bertambah

Makan terlalu cepat secara signifikan dapat meningkatkan risiko kelebihan berat badan hingga obesitas. Makan dengan cepat membuat angka indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi.

Sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nutrients juga menemukan, mereka yang terbiasa makan dengan santai cenderung memiliki kadar hormon ghrelin yang lebih rendah. Hormon ini berperan untuk meningkatkan nafsu makan saat tubuh merasa lapar.

Mengutip Live Strong, peningkatan berat badan juga dapat terjadi saat koneksi antara sinyal rasa lapar dan kenyang pada otak terputus. (*)

Tag:

Baca Juga

Mahasiswa Unand Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Kanker Kulit Paling Ganas
Mahasiswa Unand Ciptakan Alat Pendeteksi Dini Kanker Kulit Paling Ganas
Selama Tahun 2022, Anggota DPR RI Darul Siska Prioritaskan Atasi Permasalahan Stunting
Selama Tahun 2022, Anggota DPR RI Darul Siska Prioritaskan Atasi Permasalahan Stunting
Februari Hingga Agustus, Kasus Stunting di Banuhampu Turun Signifikan
Februari Hingga Agustus, Kasus Stunting di Banuhampu Turun Signifikan
Masakan Rendang, Bagus Mana Pakai Daging Sapi atau Daging Kerbau? Cek Penjelasan Ini
Masakan Rendang, Bagus Mana Pakai Daging Sapi atau Daging Kerbau? Cek Penjelasan Ini
Kendalikan Kolesterol, Agar Puasa Semakin Afdal
Kendalikan Kolesterol, Agar Puasa Semakin Afdal
Pulau Punjung, Padangkita.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dharmasraya berjanji akan memenuhi kebutuhan alat kesehatan di RSUD Sungai Dareh
Bupati Sutan Riska Akan Upayakan Pemenuhan Kebutuhan Alat Kesehatan di RSUD Sungai Dareh