Padang, Padangkita.com – Di tengah bayang-bayang ancaman gempa megathrust Mentawai, kesiapsiagaan ratusan ribu warga Kota Padang akan diuji secara serentak. Pemerintah Kota (Pemko) Padang akan menggelar simulasi evakuasi tsunami massal pada 5 November 2025 mendatang, yang melibatkan sekitar 200.000 jiwa di delapan kecamatan zona merah.
Latihan berskala besar ini dirancang untuk mengukur dan meningkatkan kapasitas respons masyarakat saat menghadapi skenario terburuk gempa bumi yang berpotensi tsunami.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Padang, Andree Harmadi Algamar, menegaskan bahwa persiapan simulasi harus dilakukan secara matang untuk memastikan tidak ada insiden selama latihan berlangsung.
"Ini adalah latihan kesiapsiagaan, bukan kepanikan. Ketika simulasi nanti, kita harus pastikan semuanya berjalan aman. Target kita adalah zero accident," kata Andree saat membuka Rapat Persiapan Latihan Evakuasi Tsunami di Gedung Youth Center Bagindo Aziz Chan, Senin (13/10/2025).
Simulasi akan dimulai serentak pada pukul 10.00 WIB. Pada jam tersebut, tanda peringatan gempa bumi seperti sirine, bel, kentongan, atau lonceng akan dibunyikan selama satu menit di seluruh area latihan.
"Saat tanda dibunyikan, warga diinstruksikan untuk segera mencari tempat aman dan melindungi diri. Setelah guncangan simulasi berhenti, proses evakuasi mandiri dimulai," jelas Andree.
Warga yang berada di zona bahaya akan diarahkan bergerak menuju titik kumpul atau tempat evakuasi aman terdekat, seperti dataran tinggi atau bangunan shelter tsunami yang telah disiapkan. Skenario ini akan melibatkan berbagai elemen masyarakat.
"Pelaku simulasi mencakup siswa SD, SMP, SMA, mahasiswa, karyawan hotel, staf rumah sakit, pegawai swasta, hingga pedagang di pasar. Ini adalah gerakan seluruh kota," sebutnya.
Latihan evakuasi ini akan dipusatkan di 55 kelurahan yang tersebar di delapan kecamatan yang dinilai paling rawan terdampak tsunami berdasarkan kajian risiko bencana tahun 2023.
Kedelapan kecamatan tersebut adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Koto Tangah, Nanggalo, Padang Barat, Padang Selatan, Padang Timur, dan Padang Utara.
"Seluruh kelurahan yang terlibat dalam simulasi ini merupakan wilayah yang berisiko tinggi. Tujuannya agar masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di sana benar-benar mengenali ancaman, memahami rute evakuasi, dan tahu apa yang harus dilakukan," papar Sekda.
Melalui latihan ini, Pemko Padang berharap dapat mengevaluasi efektivitas sistem peringatan dini, jalur evakuasi, serta koordinasi antar petugas dan masyarakat di lapangan.
Baca Juga: 16 Tahun Gempa Padang: Ribuan Warga Akan Ikuti Tsunami Drill Terbesar November Ini
"Kita ingin meningkatkan kapasitas masyarakat, mulai dari mengenali tanda gempa berpotensi tsunami hingga mampu melakukan evakuasi mandiri secara cepat dan tepat. Ini adalah investasi keselamatan kita bersama," pungkas Andree. [*/hdp]