Simpang Empat, Padangkita.com - Seorang pengungsi korban gempa bumi di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), mengalami trauma dan hingga hari ini belum bisa berbicara.
Ia adalah siswi MTs Muhammadiyah Kajai, Ani Syafitri, 16 tahun yang saat terjadinya gempa tengah berada di sekolahnya dan sempat mengalami luka di kening akibat tertimpa reruntuhan bangunan.
"Waktu kejadian itu anak saya ini sedang di sekolah dan tengah berada di lantai dua, ia masih sempat lari namun kepala telah terluka dan berdarah," sebut ibu Ani Syafitri, ketika dijumpai Padangkita.com di lokasi pengungsian, Senin (28/2/2022).
Pantauan di lokasi, korban saat ini belum bisa berbicara pasca-kejadian. Begitu juga dengan kondisinya yang tidak mau makan serta lidahnya putih.
"Anak saya ini masih trauma, setiap terjadi gempa susulan, ia pasti langsung pucat. Kemarin sudah diperiksa dokter, namun hanya diberikan obat berupa Paracetamol, vitamin C, dan Dexaetol," ucapnya.
Terpisah, saat ditemui di posko kesehatan, dr. Irwandi selaku dokter spesialis anak yang memeriksa Ani Syafitri, 16 tahun mengatakan bahwa korban mengalami faringitis atau peradangan tenggorokan.
"Korban masih kita observasi, ini hari keempat. Kalau besok masih demam, maka akan kita kontrol kembali untuk menentukan langkah selanjutnya yang akan diambil," terangnya.
Baca Juga : Pengungsi Gempa di Halaman Kantor Bupati Keluhkan Minimnya Bantuan, Kerap Juga Dimarahi Petugas
Ia menyarankan kepada pengungsi untuk banyak minum air putih sebagai langkah pencegahan di masa darurat seperti ini. [rom/isr]