Ada Nagari Ramah Harimau di Agam, BKSDA Bentuk Tim Pagari

BKSDA Agam

Tim BKSDA memberi pelatihan kepada Nagari Baringin, Kabupaten Agam untuk mendeteksi keberadaan Harimau Sumatra. (Foto: BKSDA Sumbar)

Agam, Padangkita.com - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatra Barat (Sumbar) bekerja sama dengan Yayasan SINTAS Indonesia melakukan Pelatihan dan Pembentukan tim Patroli Anak Nagari atau Pagari di Nagari Baringin, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam.

Kegiatan ini merupakan respons BKSDA atas beberapa peristiwa konflik satwa liar dan tindak pidana terhadap satwa harimau sumatera yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.

Sekaligus, ini merupakan upaya BKSDA mendorong pelibatan secara aktif masyarakat yang berdomisili di nagari rawan terjadinya konflik satwa harimau dalam kegiatan penanganan dan deteksi dini.

“BKSDA Sumatra Barat menginisiasi Nagari Ramah Harimau yang bertujuan untuk menciptakan nagari yang bersahabat dan berkontribusi dalam pelestarian harimau sumatera. Diharapkan dari kegiatan ini adalah terbentuknya Tim Patroli Berbasis Masyarakat yang akan diberi nama Patroli Anak Nagari (Pagari) di wilayah rawan konflik satwa untuk pencegahan potensi konflik dengan merespons laporan kejadian konflik secara cepat dan tepat," uangkap Kepala Balai KSDA Sumbar, Ardi Andono dalam keterangan tertulis, Kamis (28/10/2021).

Tindak lanjut dari kegiatan ini, kata dia, akan diadakan pertemuan rutin antara BKSDA Sumatra Barat dengan Pagari minimal satu kali sebulan untuk menjalin kerja sama dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan Pagari dalam penanganan konflik manusia dan satwa.

“Sehingga diharapkan nagari dapat melaksanakan deteksi dini dan penanganan awal secara mandiri kejadian konflik satwa di wilayah nagarinya,” sambung Ardi Andono.

Selain itu, BKSDA berharap, dengan adanya pelatihan dan pembentukan ini akan terwujud nagari Ramah Harimau yang artinya dapat mandiri dalam penanganan konflik harimau sumatera di wilayah nagarinya. Konflik yang tidak terkendali akan menyebabkan kerugian yang luar biasa dari kedua pihak, yakni alam dengan harimau sumatra dan manusia tentunya.

Pelatihan pembentukan berlangsung selama tiga hari dari tanggal 26 sampai 28 Oktober 2021 yang diikuti oleh delapan orang warga yang dipilih dan ditunjuk Nagari Baringin.

Adapun materi pelatihan yang disampaikan, di antaranya Kebijakan Konservasi Harimau Sumaera, Bioekologi, Pengamanan Hutan dan Perlindungan Satwa Liar, Navigasi, Penggunaan Camera Trap dan Penanganan Konflik Satwa Liar.

Narasumber dan Instruktur berasal dari Balai KSDA Sumatra Barat dan Yayasan SINTAS Indonesia.

Sementara itu Sekretaris Nagari Baringin, Fakhrudin menyampaikan ucapan terima kasih atas ditunjuknya Nagari Baringin sebagai pilot project atau percontohan pelibatan masyarakat dalam upaya penanganan konflik dan perlindungan satwa liar oleh BKSDA Sumatra Barat. Ia berharap BKSDA besama Yayasan SINTAS Indonesia tetap melakukan pembinaan dan bimbingan kepada tim yang telah dibentuk dan dikukuhkan itu.

Dalam kesempatan itu juga diserahkan peralatan perongan dan peralatan tim Pagari guna mendukung kegiatan Pagari ke depannya. (*/pkt)

Baca Juga

Harimau Sumatra Ditemukan Mati Terjerat Perangkap Babi di Agam
Harimau Sumatra Ditemukan Mati Terjerat Perangkap Babi di Agam
Taman Buaya Potensial Dikembangkan jadi Objek Wisata Baru di Sumbar
Taman Buaya Potensial Dikembangkan jadi Objek Wisata Baru di Sumbar
Tim BKSDA Sumbar Berhasil Evakuasi 2 Buaya Muara di Nagari Aia Bangis
Tim BKSDA Sumbar Berhasil Evakuasi 2 Buaya Muara di Nagari Aia Bangis
Dukungan Penuh Gubernur Sumbar untuk Pemekaran Kabupaten Agam
Dukungan Penuh Gubernur Sumbar untuk Pemekaran Kabupaten Agam
Gubernur Resmikan Masjid dan Pembangunan Sarana Penunjang Pendidikan di Maninjau
Gubernur Resmikan Masjid dan Pembangunan Sarana Penunjang Pendidikan di Maninjau
Buaya Muara Muncul di Pemukiman Warga Bungus Teluk Kabung, Tim BKSDA Sumbar Upayakan Penangkapan
Buaya Muara Muncul di Pemukiman Warga Bungus Teluk Kabung, Tim BKSDA Sumbar Upayakan Penangkapan