
Pesawat Garuda Indonesia di bandara (Foto: Dok Padangkita)
Padangkita.com – Sumatera Barat mengalami deflasi per Agustus 2017 setelah beberapa bulan sebelumnya selalu mengalami inflasi. Stabilnya harga tiket pesawat menyumbang deflasi daerah itu.
Deflasi Sumbar mencapai 0,28 persen menjelang Idul Adha, dipicu turunnya sejumlah harga komodititi terutama, harga tiket pesawat dan komoditas pangan seperti jengkol dan bayam yang mempengaruhi deflasi masing-masing 0,07 persen dan 0,02 persen.
Selain itu, deflasi juga dipicu turunnya harga komoditi pangan lain seperti pepaya, tomat sayur, dan petai dengan andil masing-masing 0,01 persen.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumbar mencatat dua kota di daerah itu, Padang mengalami deflasi 0,36 persen dan Bukittinggi inflasi 0,28 persen.
“Secara umum terjadi penurunan harga pada sejumlah komunitas pokok pada Agustus. Tetapi beberapa komoditas juga naik,” kata Sukardi, Kepala BPS Sumbar, Senin (4/9/2017).
Sukardi menuturkan tidak hanya komoditas pangan pokok yang mengalami penurunan. Beberapa komoditi lainnya adalah angkutan udara, baju setelan anak, televisi berwarna, dan biaya angkutan kota.
“Untuk harga tiket pesawat sudah normal, dan menjadi penyumbang deflasi terbesar mencapai 0,70 persen,” katanya.
Sedangkan harga komoditas pokok yang selama ini memang selalu menjadi penyumbang inflasi mulai naik seperti cabai merah, daging ayam, kangkung, dan telur. Namun, kenaikan itu belum mempengaruhi lonjakan inflasi daerah itu.
Ia mengatakan dari 23 kota di Sumatera, sebanyak 15 kota mengalami inflasi dan delapan mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen dan terendah Batam 0,01 persen.
Sedangkan, deflasi tertinggi dialami Pangkal Pinang 0,78 persen dan terendah Kota Metro sebesar 0,13 persen.