Padangkita.com - Gubernur Sumatera Barat (sumbar) menyatakan pemerintah daerah (Pemprov Sumbar) terus mewaspadai gerakan dan penyebaran paham-paham radikal dan terorisme.
Hal ini berdasarkan pernyataan dari Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) yang mengatakan terdapat belasan warga Sumbar yang ditangkap terkait terorisme tersebut.
Menurut Gubernur Sumbar, Irwan Prayitno meski jumlahnya tidak sampai satu persen, namun Pemprov Sumbar dan Kepolian Daerah (Polda) tetap mewaspadai gerakan paham-paham radikal dan terosisme di Sumbar.
Baca juga :
BNPT: Belasan Warga Asal Sumbar Terlibat Terorisme
BNPT: Tak Ada Provinsi, Kabupaten, dan Kota yang Bersih dari Terorisme
"Jumlahnya belasan dari jumlah 1.200 itu kan tidak sampai 1 persen dan kejadian tidak terjadi di Sumatera Barat, namun harus tetap waspada" katanya kepada wartawan, Senin (07/08/2017).
Menurut Irwan, pernyataan BNPT terkait tidak ada daerah yang bebas dari masuknya paham radikal dan terorisme menjadi masukan yang sangat berarti.
"Intinya yang kecil jangan dibesar-besarkan dan jangan dikecil-kecilkan kalau ada," kata gubernur.
Ditanya soal antisipasi menangkal hal tersebut, gubernur memaparkan bahwa Minangkabau memiliki kultur atau budaya sehingga paham radikal tersebut akan sulit berkembang.
"Kekerabatan tinggi, silaturahmi tinggi, ada ninik mamak sehingga mudah sekali ketahuan. Jadi susah untuk menjadi aneh kalau masih berada di Sumbar," jelasnya.
Meski demikian, gubernur berharap bahwa paham radikal dan terorisme tidak masuk dan berkembang apalagi sampai merasuki generasi muda Sumatera Barat.
Sebelumnya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT) Komisaris Jenderal Polisi (Komjen Pol) Suhardi Alius mengungkapkan adanya belasan warga asal Sumatera Barat yang ditangkap karena diduga terlibat jaringan dan aksi terorisme.
Suhardi Alius pun membeberkan sejumlah nama warga asal Sumbar yang tertangkap oleh pihak keamanan tersebut.
“Ada teroris namanya R, alias I, alias Z, alias AZ di Bukittinggi Pak. Kemudian ada lagi YS alias KH, itu di Padang Panjang. Ini teroris semua urusannya,“ ujar Suhardi Alius dalam pidatonya saat membuka pelatihan Duta Damai Dunia Maya di Padang, Senin (07/08/2017) malam.
Suhardi mengungkapkan, perkembangan teknologi informasi melalui internet menjadi salah satu media yang digunakan oleh kelompok teroris untuk merekrut anggota teroris.
Ia menghimbau agar masyarakat khususnya kaum muda untuk berhati-hati menerima informasi di dunia maya.
Mantan Kabareskrim ini juga menghimbau masyarakat dan pemerintah daerah untuk lebih meningkatkan kewaspadaan. Apalagi ia memastikan tidak ada satupun provinsi dan kabupaten kota di Indonesia yang bersih dari ancaman terorisme.
(Aidil Sikumbang)