Painan, Padangkita.com – Polres Pesisir Selatan (Pessel)
menangkap komplotan pembobol mesin anjungan tunai mandiri (ATM) dengan modus baru di Sumatra Barat (Sumbar).
Komplotan dengan lima orang anggota ini telah beraksi sebanyak enam kali. Modusnya, mengambil uang tunai dengan kartu ATM, tanpa mengurangi saldo ATM.
"Pelaku berhasil ditangkap oleh anggota Polsek Koto XI Tarusan setelah mendapat informasi dari anggota Brimob dan petugas bank, karena pelaku telah mengikuti mobil pengantar uang ATM dari Padang hingga ke arah Kabupaten Pesisir Selatan," ungkap Kapolres Pessel AKBP Cepi Noval kepada wartawan di Painan, Jumat (19/6/2020).
Dijelaskan, waktu itu anggota Brimob curiga lalu membuntuti mobil pelaku, Toyota Avanza bercat silver bernomor polisi BA 1057 SRL dari arah Kota Padang.
Mendapat informasi itu, Kapolsek Koto XI Tarusan Advianus dan anggotanya langsung siaga mencegat mobil pelaku di depan Mapolsek. Setelah mobil berhasil disetop, para pelaku pun ditangkap dan digiring ke Mapolres Pessel di Painan.
Cepi menjelaskan, anggota komplotan yang berjumlah lima orang ini berinisial I, 41 tahun, C, 27 tahun, P, 24 tahun, M, 25 tahun dan W, 28, tahun. Semuanya warga Provinsi Lampung.
"Komplotan ini sudah melancarkan aksinya sebanyak enam kali, yaitu satu kali di Padang dan 5 kali di Bukittinggi," kata Cepi.
Cepi mengungkapkan, modus komplotan pembobol ATM ini terbilang rapi. Mereka mempelajari membobol ATM dari google. Modusnya, kartu ATM dimasukkan ke mesin ATM, tetapi setelah uang keluar jumlah saldo di ATM mereka tidk berkurang.
Dari dalam mobil pelaku, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa uang tunai Rp.4.750.000, baju kaos, sepatu, sandal, telepon seluler, dan bukti pembayaran hotel selama pelaku berada di Bukittnggi.
"Kelima pelaku akan kita serahkan ke Polres Bukittinggi karena TKP-nya banyak di Bukittinggi," ujar Cepi.
Pernah Dibongkar di Surabaya
Modus pembobolan ATM yang terbilang baru di Sumbar ini, pernah terjadi di Surabaya, tahun 2013 silam. Semua pelaku yang waktu itu dibekuk Polrestabes Surabaya juga dari Lampung. Modusnya, pelaku memasukkan kartu ATM, lalu mengambil uang tunai sampai batas maksimal.
Ketika kartu ATM keluar disusul keluarnya uang, pelaku pun mematikan aliran listrik mesin ATM. Saat aliran listrik kembali dinyalakan, pelaku menahan uangnya. Semestinya, dalam kondisi begitu, uang akan otomatis kembali masuk ke dalam mesin. Namun, karena sudah ditahan, mesin langsung menutup tanpa disertai dengan uang. Saldo di ATM mereka pun tidak berkurang.
Kepada polisi waktu itu, pelaku juga mengaku mempelajari modus kejahatana mereka dari google. Namun, polisi tidak percaya begitu saja. Sebagaimana dikutip tempo, polisi mencurigai ada keterlibatan vendor ATM yang memberi informasi soal kelemahan mesin ATM. [ryo/pkt]