Padangkita.com, – Sumatera Barat mengalami inflasi sebesar 0,32 persen per Juni 2017 dengan kenaikan tarif angkutan udara atau harga tiket pesawat saat Lebaran jadi pemicu.
Kenaikan harga tiket pesawat itu memiliki kontribusi paling tinggi terhadap pembentukan inflasi Sumbar.
“Karena bertepatan dengan Lebaran, harga tiket pesawat naik berkali-kali lipat. Jadi kontribusinya terhadap inflasi juga tinggi,” kata Kepala BPS Sumbar, Sukardi, Senin (3/7/2017).
Ia menilai karena tingginya permintaan tiket pesawat bagi perantau asal Minang yang mudik Lebaran, membuat harganya melambung tinggi.
Harga tiket pesawat yang melambung tinggi saat momen arus mudik Lebaran seperti menjadi rutinitas saat Idul Fitri. Bahkan tahun ini kenaikan harga tiket pesawat mencapai di atas 200 persen.
Sukardi mengatakan harga tiket pesawat atau tarif angkutan udara mengalami perubahan 6,91 persen dari bulan sebelumnya, dan berkontribusi 0,10 persen terhadap inflasi Sumbar.
Selain harga tiket pesawat, inflasi Sumbar juga disebabkan kenaikan tarif dasar listrik menjelang puasa lalu, jengkol, tarif angkutan kota, dan rokok kretek.
Sementara itu, komoditi pangan seperti bawang merah, cabai merah, bawang putih dan beras yang selama ini selalu menjadi penyebab inflasi, justru mengalami penurunan harga.
“Kalau komoditi pangan sangat stabil, malah selama bulan puasa beberapa komoditi turun harga,” kata Sukardi.
BPS merilis dua kota besar di Sumbar, yakni Padang dan Bukittinggi mengalami inflasi masing-masing 0,34 persen untuk Padang dan 0,20 persen untuk Bukittinggi per Juni 2017.
Selain itu, laju inflasi tahun kalender sampai bulan lalu tercatat Kota Padang inflasi sebesar 0,40 persen dan Bukittinggi masih deflasi 0,41 persen.
Begitu pula secara tahunan jika dibandingkan dengan periode Juni tahun lalu, makan inflasi Padang mencapai 5,20 persen dan Bukittinggi 3,46 persen.