Padangkita.com- Nal Hendri, 52 tahun, terkejut saat tiba-tiba abu vulkanik menghujani daerahnya, Nagari Situmbuak, Kecamatan Salimpaung, Kabupaten Tanah Datar, Minggu (4/6/2017). Ia terpaksa berhenti saat dalam perjalanan dari Pasar Akaik, Sumanik.
"Tidak tahan karena debunya lengket. Terpaksa beli masker," ujarnya Minggu (4/6/2017).
Gunung Marapi meletus beberapa kali sejak pukul 10.10 WIB. Gunung yang terletak di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar itu melontarkan abu vulkanik dengan ketinggian 300 hingga 700 meter.
Awalnya, kata Nal, langit terlihat gelap pada pukul 10.01 WIB. Ia menyangka akan turun air hujan, namun tiba-tiba yang muncul abu.
Saat masuk ke rumah, Nal mendengar rintikan hujan abu yang cukup keras di atap rumahnya. Hujan abu berlangsung cukup lama.
"Lebih setengah jam. Debunya cukup tebal," ujarnya.
Pengamat Pengamatan Gunung Api Marapi Kantor Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologis (PVMBG) Kota Bukittinggi Hartanto mengatakan, erupsi pertama terjadi pada pukul 10.01 WIB, diikui dengan abu vulkanik ketinggian 300 meter dari puncak yang mengarah ke Timur, Kecamatan Pariangan.
“Amplitudo letusan mencapai 6 milimeter, dengan durasi gempa 35 detik,” jelasnya.
Sementara letusan kedua berlangsung pada pukul 10.22 WIB, dengan amplitudo 4 milimeter, durasi 22 detik. Pada letusan kedua, sambungnya, abu vulkanik ketinggiannya mencapai 700 meter, masih ke arah Pariangan.
“Adanya abu vulkanik yang jatuh ke Kecamatan Pariangan, Kabupaten Tanah Datar,” tandasnya.
Pada pukul 11.56 WIB, sebutnya, hembusan terakhir Gunung Marapi. “Cuaca di sekitar Marapi cerah dan tidak ada tanda-tanda letusan vulkanik,” bilangnya. (Aidil Sikumbang)