Batusangkar, Padangkita.com - Kabupaten Tanah Datar memastikan ketersediaan beras aman hingga beberapa bulan ke depan, meskipun di tengah pandemi corona dan mendekati Bulan Ramadan 1441H.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Kadis Pertanian Yulfiardi, ia menyebutkan bahwa Kabupaten Tanah Datar menerapkan sistem panen merata setiap bulan yang membuat ketersediaan padi dan beras dapat selalu terjamin.
“Di Tanah Datar panennya merata setiap bulannya, tidak ada istilah panen raya, jadi keuntungannya gabah tersedia sepanjang bulan,” ujarnya dilansir dari laman Pemkab Tanah Datar, Selasa (14/3/2020).
Yulfiardi menyebut stok padi di Kabupaten Tanah Datar akan mengalami surplus. Ia lantas menggambarkan kondisi lahan panen pertanian padi di Tanah Datar.
Ia menyebut berdasarkan kondisi bulan Maret, luas panen padi di Tanah Datar sebanyak 13.639 ha, sementara April s/d Desember 2020 seluas 41.210 ha dan rata-rata panen per bulan 4.571 ha.
Jika dikonversi menjadi beras, maka stok di Tanah Datar akan mengalami surplus sebanyak 36.204,7 ton, dengan rincian produksi beras Januari s/d Maret 2020 sebanyak 46.644 ton dan konsumsi 10.439 ton.
“Surplus ketersediaan beras ini yang dikirim ke daerah lain,” ujarnya.
Baca juga: Bergejala Ringan, ODP di Tanah Datar Positif Covid-19
Di sisi lain, Ketua Kelompok Topi Lawik, salah satu kelompok tani di Tanah Datar, Yulius merasa bahagia dengan masuknya masa panen padi bagi anggota kelompoknya.
“Saat ini sudah panen sekitar 7 ton dari 34 ha yang terhampar di hamparan sawah ini, Insya Allah produksinya 4,5 sampai 5 ton per hektarnya,” ucap Yulius yang memiliki anggota kelompok 74 orang yang mayoritas petani penggarap.
Yulius berharap panen kelompoknya dapat mendukung ketersediaan pangan di Tanah Datar terutama kondisi pandemi Covid-19 ini.
“Selain untuk pasokan lokal, beras di sini juga diminati dari luar daerah terutama Provinsi Riau,” tutupnya.
Selain beras yang mengalami surplus, Yulfiardi menyebutkan bahwa kondisi 5 komoditi pangan di Tanah Datar yaitu jagung, cabe, daging sapi, daging ayam dan telur juga mengalami surplus.
Sementara bawang merah dan bawang putih neracanya minus.
“Bawang merah dan bawang putih neraca minus, masih butuh pasokan dari luar daerah,” jelas Yulfiardi. [*/try]