Ocean Care Project dan Yayasan Sumatra Volunteer Turun Tangan Jaga Lingkungan

Pemuda Jaga Lingkungan

Aksi "Camp and Clean Up" dari Ocean Care Project dan Yayasan Sumatra Volunteer. (Foto: Mentari, Padangkita.com)

Dua Kelompok Pemuda Ranah Minang, Ocean care project dan Yayasan Sumatra Volunteer, mengajak masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan dengan memilih sampah di daerah wisata, Aua Sarumpun.

Dari sebuah puncak yang di kelilingi Bukit Barisan serta ditumbuhi aneka pepohonan rindang, pemuda berlabel Ocean Care Project dan Yayasan Sumatra Volunteer memulai aksinya.

Mentari pagi Minggu (3/3/2020) itu cukup bersahabat, dia tebas udara dingin dengan sinarnya yang hangat. Membuat para pemuda kian semangat berbuat demi kebaikan umat.

Melalui acara bertajuk "Camp and Clean Up", kaum milenial ini mengajak para pemuda, pengelola serta pengunjung untuk ikut bersih-bersih lingkungan dengan memilih sampah di sekitar Aua Sarumpun.

Aua Sarumpun yang merupakan destinasi wisata berbasis alam ini selalu ramai pengunjung. "Bukit Instagenic", begitu orang menyebutnya, memiliki wilayah puncak yang cukup luas, berada di Nagari III Kota, Kecamatan Rambatan, Kabupaten Tanah Datar.

Pembangunan kian ditingkatkan, berbagai spot hiburan pun terus dibangun. Namun, nyatanya tangan manusia masih jahil, buang sampah tanpa mikir. Pengunjung masih saja membuangnya di sembarang tempat, tanpa peduli akibat yang akan terjadi.

“Sampahnya ga banyak, tapi tetap ada,” ujar Ketua Ocean Care Project, Sonia.

Ocean Care Project sendiri merupakan komunitas berbasis lingkungan yang berdomisili di Padang. Kegiatan yang mereka lakukan berfokus pada pengelolaan sampah dan penjagaan lingkungan.

Sonia menyebut Ocean Care Project memiliki kegiatan yang berkaitan dengan lingkungan setiap bulannya. Termasuk kegiatan bersih-bersih lingkungan yang telah mereka lakukan di lokasi wisata yang bagian bawahnya terbentang luas Danau Singkarak ini.

Kegiatan ini bersamaan dengan ajang silaturahmi dengan Yayasan Sumatra Volunteer dan masyarakat di sekitar Aua Sarumpun. Mereka ingin kegiatan silaturahmi berupa kemah tersebut dibarengi dengan kegiatan yang bermanfaat bagi lingkungan, hingga akhirnya mengusung "Camp and Clean up" di daerah wisata kebanggaan Tanah Datar itu.

Setelah sampah dikumpulkan, semua yang terlibat pun kemudian diajak memilah sampah sesuai jenisnya, untuk kemudian diserahkan kepada Badan Lingkungan Hidup (BLH) setempat.

“Kita kerja sama dengan BLH, tadi setelah dikumpulkan kita pilah, trus udah dibawa sama BLH ke TPA,” ujar Ketua Yayasan Sumatra Volunteer, Husen.

Meski belum melakukan pengolahan sampah langsung usai dikumpulkan, Sonia menyebut dalam waktu dekat upaya tersebut akan dilakukan.

“Untuk saat sekarang, kita buang ke TPA dulu, karena kita belum ada bank sampahnya, Husen juga masih dalam proses bank sampahnya, jadi untuk sekarang kita fokus clean up dulu,” jelas Sonia.

Kegiatan ini bukan pertama kalinya dilakukan di Aua Sarumpun, Yayasan Sumatra Volunteer setidaknya sudah dua kali melakukan hal yang sama di puncak yang memamerkan pesona Tanah Datar ini.

“Kalau tidak salah kegiatan ini sudah 2 kali dilakukan oleh Husen dan anggota, tapi itu yang sepengetahuan saya,” ujar salah seorang pengelola Puncak Aua Sarumpun, Zalman.

Yayasan Sumatra Volunteer merupakan yayasan berbasis sosial yang namanya sudah menembus kancah nasional, yayasan ini menyediakan pendidikan gratis dengan konsep sekolah alam bagi anak-anak di Kenagarian Pariangan dan Limo Kaum, Tanah Datar.

Mereka juga mendukung kegiatan masyarakat dalam hal seni dan budaya, serta membantu perekonomian masyarakat lewat sedotan bambu yang penjualannya sudah tembus pasar internasional.

Husen sang ketua bersama rekannya juga tak jarang melakukan kegiatan-kegiatan sosial di Tanah Datar. Termasuk bersih-bersih lingkungan di sekitar tempat wisata, salah satunya Aua Sarumpun.

Program "Camp and Clean Up" besutan Ocean Care Project dan Yayasan Sumatra Volunteer tersebut tampaknya cukup mengetuk hati pengelola dan pedagang di Aua Sarumpun untuk menjaga lingkungan.

“Kegiatan tersebut selain menguntungkan kepada objek wisata, juga menginspirasi pengelola wisata serta pedagang agar bisa menjaga kebersihan semaksimal mungkin. Kepada generasi muda yang ada di sekitar wisata juga bisa ikut berpartisipasi untuk menciptakan keindahan dan kebersihan,” ujar Zalman. (try).


Baca berita terbaru hanya di Padangkita.com.

Baca Juga

Terima Kunjungan Komunitas Forest Guardian, Pemprov Sumbar Dukung Kampanye Lingkungan
Terima Kunjungan Komunitas Forest Guardian, Pemprov Sumbar Dukung Kampanye Lingkungan
Indonesia Vs Arab Saudi: Duel Seru di Lapangan, Sampah Plastik Jadi 'PR' Kita Semua
Indonesia Vs Arab Saudi: Duel Seru di Lapangan, Sampah Plastik Jadi 'PR' Kita Semua
Pemko Padang Berlakukan Tarif Baru Retribusi Sampah Mulai 1 Agustus 2024
Pemko Padang Berlakukan Tarif Baru Retribusi Sampah Mulai 1 Agustus 2024
Sampah Menumpuk, Dispar dan DLH Sigap Bersihkan Muaro dan Gunung Padang
Sampah Menumpuk, Dispar dan DLH Sigap Bersihkan Muaro dan Gunung Padang
Konsep Kearifan Lokal Indonesia Penting untuk Demokrasi Lingkungan yang Inklusif
Konsep Kearifan Lokal Indonesia Penting untuk Demokrasi Lingkungan yang Inklusif
Pengendalian Sampah selama Lebaran, Gubernur Sumbar Terbitkan SE dan Fungsikan TPA Regional
Pengendalian Sampah selama Lebaran, Gubernur Sumbar Terbitkan SE dan Fungsikan TPA Regional