PadangKita - Paulo Dybala menunjukkan kebintangannya di depan sang idola Lionel Messi di Juventus Stadium dalam leg pertama perempat final Liga Champions, Rabu (12/4) dinihari.
Dikutip dari laman uefa.com, sepasang gol dari kaki kirinya dan tandukan mematikan Giorgio Chiellini mengunci kemenangan 3-0 Juventus atas Barcelona di Turin.
Pentas lakon Dybala berlangsung dalam durasi 22 menit. Diawali tarian Juan Cuadrado di sisi kiri gawang Barcelona menit 7, dilanjutkan dengan sodoran mendatar kepada Dybala yang berhasil mengkonversi menjadi gol.
Kaki kiri Dybala berhasil merobek gawang Marc-Andre ter Stegen dari sudut sempit. Gol cepat Juventus ini membuat skuad Barcelona tersentak, lalu mulai mencoba mendominasi permainan.
Akan tetapi pemain Juventus tidak menggendorkan permainan. Justru pemain sayap Juventus, Mario Manzukic dan Cuadrado, membuat lini pertahanan Barcelona kelabakan dari serangan balik yang dilakukan.
Alhasil, gocekan Manzukic yang berhasil mengelabui Sergio Roberto di sisi kanan di menit 22, diteruskan sodoran mendatar kepada Dybala. Lagi-lagi, kaki kiri Dybala menghukum Stegen dan tentunya Barcelona.
Unggul 2-0, Si Nyonya Tua memilih jalan bertahan ala Italia yakni catenaccio. Tiga pemain atau lebih menggerubungi satu pemain, hal yang menyulitkan pemain Barcelona menampakkan permainan Tiki- Taka.
Sepanjang pertandingan, tidak ada satu pun peluang emas yang tercipta dari Messi. Ada beberapa peluang lahir dari Andreas Iniesta, Luis Suarez, tapi semua mentah di tangan Gianluigi Buffon.
Hingga turun minum, skor 2-0 berhasil dibukukan Juventus.
Babak kedua, Barcelona mencoba mengejar ketertinggalan. Trisula Messi-Suarez-Neymar, mencoba membongkar pertahanan Juventus yang dikomandoi oleh Chiellini. Namun begitu sulit, kalau pun mencipta peluang, Buffon menjadi tembok tebal selanjutnya.
Justru Juventus menambah gol lewat tandukan Chiellini. Meski dijaga ketat oleh Mascherano, Chiellini berhasil mengkonversi sepakan tendangan sudut dari Miralem Pjanic.
Gol dari Chiellini ini mengunci kemenangan 3-0 Juventus atas Barcelona, sekaligus melapangkan jalan ke semi final.
Analisis dari laman uefa, ketiadaan Sergio Busquets menjadi kelemahan Barcelona yang mampu dimanfaatkan oleh pemain Juventus. Ditambah dengan kebingungan formasi Barcelona antara 3-4-3 atau 4-3-3, membuat Dybala tidak terjaga.
Dalam pertandingan ini, Dybala dipuji melebihi mega bintang Messi. Kompatriot di Argentina ini, disandingkan dan dibandingkan.
Siapa sebenarnya Dybala? Lelaki kelahiran di Argentina, 15 November 1993 ini sebelumnya bermain di Palermo.
Tidak banyak yang kenal sebelum dia menjadi andalan Massimiliano Allegri dalam tiap pertandingan yang dijalankan Juventus.
Dia memulai karir di akademi Cardoba ketika Messi sudah membius dunia di tahun 2011. Maka tidak mengherankan sebagai anak muda lainnya di Argentina hari ini, mengidolakan Messi.
Gaya permainannya seringkali disamakan dengan Messi. Terlebih, sama-sama mengandalkan kaki kiri untuk menghukum lawan di lapangan.
Namun Dybala, ingin menjadi diri sendiri meski mengidolakan Messi. Dia ingin menjadi Dybala sebagaimana Juventini memasang posternya dengan gaya gol membungkam lawan dengan gestur jari mengapit hidung.
"Saya tidak ingin menjadi Messi baru, hanya ada satu Messi dan saya ingin mengalahkan dia," kata Dybala dalam sebuah wawancara dengan Gazzetta dello Sport jelang laga.
Media olahraga ternama Italia ini juga melemparkan lelucon, Dybala mengancam kebesaran Messi melalui Putri Salju dengan mengangkat judul, "Dongeng malam: akan Dybala menjadi yang tercantik dari mereka semua".
Pada akhirnya, Dybala menunjukkan diri sebagai Pangeran Turin, yang memenangkan hati Putri Salju atas Pangeran Camp Nou, Messi.