Jakarta, Padangkita.com - Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI Jawa Timur (Jatim), Lia Istifhama menyampaikan keprihatinan mendalam atas penggerebekan yang diduga pesta seks sesama jenis yang melibatkan 34 pria di sebuah hotel di wilayah Ngagel Surabaya.
Menurut dia, peristiwa itu bukan sekadar pelanggaran hukum atau norma sosial, melainkan sinyal serius tergerusnya moral generasi muda di tengah arus globalisasi dan modernisasi yang semakin bebas.
Dalam pernyataannya, Senator yang akrab disapa Ning Lia ini menegaskan bahwa fenomena LGBT bukan hanya persoalan sosial, tetapi juga menyangkut kondisi kejiwaan yang perlu perhatian serius.
"Ini realita yang sangat memprihatinkan. Kita sedang bicara tentang generasi emas Indonesia, tentang bagaimana bangsa ini bisa menjadi kuat secara moral dan mental. Jika moral anak bangsa rusak, maka masa depan negara ikut terancam," kata Ning Lia dalam keterangannya, Senin (20/10/2025).
Lebih lanjut, Ning Lia menjelaskan bahwa maraknya perilaku menyimpang di masyarakat menjadi cermin lemahnya pendidikan moral dan spiritual, baik di lingkungan keluarga maupun sosial.
Ia menyebut, berbagai kasus kriminal yang terjadi akibat hubungan sesama jenis membuktikan adanya dampak psikologis yang tidak dapat diabaikan.
“Banyak kejadian yang menunjukkan, ketika hubungan sesama jenis berakhir, sebagian pelaku justru terjerumus ke tindakan ekstrem seperti pembunuhan atau mutilasi. Ini sangat menyedihkan dan menjadi alarm bagi kita semua,” ingatnya.
Untuk itu, putri Ulama Besar KH. Maskur Hasyim ini mengajak seluruh orang tua agar lebih peka dan terlibat aktif dalam menjaga anak-anak dari pengaruh lingkungan negatif. Diantaranya, sambungnya, soal pentingnya komunikasi terbuka dan pendidikan karakter yang kuat sejak dini.
"Saya mohon kepada para orang tua di mana pun berada, mari bersama-sama kita jaga anak-anak kita. Jangan biarkan mereka terjerumus dalam lingkaran perilaku yang menyimpang. Ini bukan hanya tentang larangan agama, tapi tentang kesehatan mental dan masa depan mereka," imbau Ning Lia.
Ia juga menyampaikan pesan khusus kepada mereka yang berada dalam komunitas LGBT agar tidak menyeret orang lain ke dalam situasi yang sama. Ia menilai, beberapa individu dalam komunitas tersebut menjadi pelaku sekaligus korban dari pengalaman masa lalu, seperti kekerasan seksual atau trauma masa kecil.
Baca juga: Dukung Student Company, Ketua DPD Berharap Generasi Muda Jadi Wirausahawan
"Kami paham, sebagian dari mereka mungkin pernah menjadi korban. Tapi jangan menjadikan orang lain korban baru. Dari 34 orang yang ditangkap di Surabaya itu, bisa jadi tidak semuanya pelaku, ada yang mungkin dijebak atau tidak tahu-menahu. Ini yang harus kita waspadai,” pungkasnya. [*/rjl]