Padang, Padangkita.com - Di tangan Sri Zikra Fadillah, kulit ikan hiu yang lazimnya tidak dimanfaatkan secara optimal kini berubah menjadi kerupuk renyah dan gurih.
Dari dapur sederhana di rumahnya, di RT 03 RW 08, Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, usaha kerupuk kulit hiu Zikra lahir sebagai penopang ekonomi keluarga setelah pandemi.
“Ide ini muncul ketika kondisi ekonomi melemah akibat pandemi. Saya memanfaatkan ikan hiu sirip hitam yang biasa dikonsumsi masyarakat,” ujar Zikra, dilansir Sabtu (6/9/2025).
Proses pembuatan kerupuk ini terbilang unik. Kulit hiu dibersihkan, direbus, lalu dipotong-potong menyerupai kerupuk. Setelah itu, kulit dijemur hingga kering.
Proses penjemuran bisa memakan waktu sampai satu minggu jika cuaca baik. Setelah kering, barulah kulit hiu digoreng layaknya kerupuk pada umumnya.
Dibantu lima orang tenaga kerja, Zikra mampu memproduksi 3-5 kilogram kerupuk kulit hiu setiap minggu. Jumlah ini bergantung pada pesanan yang masuk.
“Kalau ada pesanan banyak, biasanya kami lembur. Rasanya semakin bersemangat kalau melihat orang menyukai produk ini,” katanya.
Tidak berjalan sendiri, Zikra mendapat pendampingan dari Dinas Koperasi dan UMKM. Melalui program tersebut, usahanya difasilitasi untuk mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB), legalitas, sertifikasi halal, hingga PIRT.
Produk kerupuk kulit hiu buatannya kini sudah memiliki pasar tersendiri. Dijual seharga Rp25 ribu per 100 gram, Zikra mengandalkan media sosial untuk promosi. Foto-foto kerupuk yang menggugah selera kerap ia unggah untuk menjangkau lebih banyak pelanggan.
Bagi Zikra, usahanya bukan sekadar mencari penghasilan. Usaha ini adalah bukti bahwa kreativitas bisa melahirkan peluang baru.
Baca Juga: Shanumesty Art and Craft: Bukti Sukses UMKM Batik Lokal Berkat Inovasi & Dukungan Semen Padang
“Saya ingin produk ini dikenal lebih luas, sekaligus memberi manfaat bagi orang-orang yang ikut bekerja bersama saya,” tutupnya. [*/hdp]