Padang, Padangkita.com - Universitas Andalas (Unand) menunjukkan komitmennya dalam inovasi pendidikan sekaligus kepekaan sosial dengan mengumumkan sejumlah program studi baru dan peningkatan signifikan dalam jumlah pendaftar untuk tahun ajaran ini.
Di sisi lain, Unand juga memperkuat berbagai skema bantuan finansial, termasuk dana abadi yang mencapai puluhan miliar rupiah, untuk membantu mahasiswa yang menghadapi tantangan ekonomi.
Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Universitas, Aidinil Zetra, dalam acara Bincang Santai bersama media.
"Tahun ini kita sudah mulai mengoperasionalkan beberapa program studi baru yang disesuaikan dengan kebutuhan masa depan," ujar Aidinil Zetra, Selasa (27/8/2025).
Tiga program studi sarjana yang baru dibuka adalah Ekonomi Syariah, Arsitektur, dan Sains Data. Menariknya, prodi Sains Data langsung menjadi primadona dengan mencatatkan jumlah pendaftar tertinggi di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).
Tidak berhenti di situ, Unand juga berencana melakukan ekspansi dengan membuka program studi baru di dua kampusnya yang berada di luar Padang, yakni Payakumbuh dan Dharmasraya. Program studi yang disiapkan berfokus pada ekonomi dan teknologi digital, meliputi Ekonomi Digital, Komunikasi Digital, dan Teknologi Digital.
Inovasi ini tampaknya berbuah manis. Animo masyarakat untuk berkuliah di Unand mengalami lonjakan drastis. Jumlah pendaftar tahun ini mencapai 80.000 orang, meningkat 10.000 dari tahun sebelumnya yang berjumlah 70.000 pendaftar.
Minat juga datang dari calon mahasiswa internasional, yang jumlahnya naik tiga kali lipat dari 400 menjadi 1.200 orang dari berbagai negara.
Di balik kabar gembira tersebut, Aidinil Zetra menyoroti tantangan ekonomi yang dihadapi masyarakat Sumatera Barat. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi daerah yang relatif rendah berdampak langsung pada kemampuan orang tua dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.
"Karena rentannya kemampuan finansial tersebut, kami berusaha keras mencarikan peluang beasiswa bagi mahasiswa yang kesulitan biaya namun memiliki prestasi," jelasnya.
Sebagai wujud nyata komitmen tersebut, Unand mengelola Dana Sosial Universitas Andalas yang bersumber dari berbagai instrumen filantropi. Salah satu yang utama adalah Dana Abadi Unand, yang per 31 Desember 2024 telah mencapai Rp 32,2 Miliar.
Dana ini merupakan hasil efisiensi anggaran tahunan yang dialokasikan untuk membantu mahasiswa, baik melalui beasiswa, pengajuan penurunan Uang Kuliah Tunggal (UKT), maupun bantuan bagi yang terdampak bencana.
Selain dana abadi, sumber bantuan lainnya meliputi:
- Unit Pengelola Zakat (UPZ) Unand, yang pada tahun 2024 telah menyalurkan 861 beasiswa.
- Unit Pengelola Wakaf (UPW) Unand, dengan target penghimpunan dana mencapai Rp 20 Miliar pada periode 2025/2026.
- Belanja Bantuan Sosial Unand, yang realisasinya pada tahun 2024 mencapai Rp 5,62 Miliar.
Secara keseluruhan, sebanyak 3.000 mahasiswa telah menerima keringanan UKT, dengan besaran potongan bervariasi mulai dari 50 hingga 100 persen.
Dukungan tidak hanya datang dari internal Unand. Perhatian dari mitra eksternal juga terus meningkat. Tercatat ada 22 mitra yang secara rutin memberikan beasiswa pada tahun 2025, dan jumlahnya terus bertambah setiap tahun.
"Kami juga sudah bertemu dengan Paragon. Pada tahap awal, mereka akan memberikan atau menambah dana abadi kita sebesar lima miliar rupiah," ungkap Aidinil.
Kerja sama dengan mitra juga membuka peluang karir bagi lulusan, di mana para mitra siap menerima mahasiswa Unand yang berkompeten untuk bekerja di perusahaan mereka.
Lebih dari sekadar memberikan bantuan, Unand berupaya memberdayakan mahasiswanya. Khusus untuk mahasiswa penerima manfaat zakat, pihak universitas bekerja sama dengan Unit Kewirausahaan memberikan pelatihan bisnis praktis.
"Ini yang sifatnya praktis. Saat ini banyak peluang bisnis yang bisa mereka ikuti. Tujuannya agar mereka tidak terus menjadi penerima zakat, namun kelak bisa menjadi pemberi zakat," pungkasnya. [hdp]