Jakarta, Padangkita.com - Pencinta sepak bola yang juga Penasihat Semen Padang FC (SPFC) Andre Rosiade mendukung penuh Erick Thohir untuk melanjutkan kepemimpinan PSSI di periode kedua. Andre juga mendukung upaya Erick Thohir untuk bersih-bersih sepak bola Indonesia dari praktik mafia.
"Saya mengkritik sepak bola Indonesia dalam rangka untuk perbaikan, tidak ada niat saya untuk menggulingkan Pak Erick jadi Ketum PSSI. Bahkan saya di acara Andre Rosiade Cup, sudah sampaikan secara terbuka saya ingin Pak Erick lanjut periode kedua. Menurut saya Pak Erick pantas untuk dua periode dan kapasitasnya memang cocok. Hanya memang Pak Erick butuh singkirkan 'status quo' yang lama-lama itu. Pak Erick harus lebih tegas, harus lebih berani untuk menyingkirkan penyakit masa lalu," kata Andre Rosiade di acara diskusi yang dipandu pengamat sepak bola Pangeran Siahaan.
Andre menjelaskan, 'status quo' yang dimaksud adalah kelompok lama yang menjadi bagian dari masalah sepak bola, termasuk praktik-praktik mafia di sepak bola Indonesia.
"Faktanya sejak lama masalah bola ini gak selesai-selesai dan masih terus menggelayuti sampai eranya Pak Erick Thohir. Saya lihat Pak Erick punya komitmen. Pertama, beliau bukan bagian dari kelompok itu. Kedua, beliau pengen lepas dari kelompok itu. Untuk itu saya percaya (Erick Thohir)," terang politisi partai Gerindra.
Sehubungan dengan hal itu, Andre mengaku selama ini lantang bersuara, menuntut perubahan dan perbaikan di tubuh PSSI. Di antaranya perubahan di Komite Disiplin, dan Komite Wasit.
"Komite Disiplin dan Komite Wasit yang saya tuntut dilakukan perubahan, pergantian. Insya Allah, sebelum kompetisi ini dimulai 9 Agustus mendatang, akan diumumkan oleh pak Erick pergantian," terang Andre.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI menyebut, selama ini banyak persoalan di Komite Disiplin dan Komite Wasit. Padahal Komite Wasit dan Komite Disiplin punya peran sentral yang menentukan nasib sebuah pertandingan dan keberlangsung tim sepak bola di sebuah liga.
"Pertama, Komite Wasit. Komite Wasit ini menentukan wasit yang bertugas, berarti wasit nurut sama Komite Wasit. Sementara yang menentukan arah permainan adalah wasit. Bahkan dulu sebelum ada VAR ada klub yang bisa dapat penalti terus, makanya bisa di papan atas terus. Tapi setelah ada VAR, klub itu gak pernah di papan atas lagi, kita tahulah klub itu. Wasit itu perannya sentral," tutur Andre.
Kedua, kata Andre, Komite Disiplin. Komite Disiplin itu bisa mengganggu stabilitas klub. Bahkan dampak dari Komite Disiplin yang tidak profesional ini dirasakan langsung oleh Andre Rosiade selama menangani Semen Padang FC (SPFC).
"Contoh Semen Padang FC. Semen Padang itu punya gelandang bertahan Alhassan Wakaso. Di saat itu kita lagi lawan Persis Solo. Kami lagi unggul 1-0, saat Wakaso lagi megang bola ditabrak oleh pemain Persis, eh malah Wakaso yang dikartu kuning wasit. Wakaso komplain, dia dikasih kartu kuning kedua, lalu dapatlah kartu merah, keluar. Semen Padang FC terpaksa bermain 10 pemain, akhirnya kebobolan satu gol, draw mainnya. Selanjutnya Wakaso disanksi 5 kali oleh Komite Disiplin karena dianggap protes berlebihan. Akibatnya, Semen Padang FC kalah-kalah terus mainnya, karena Wakaso ini jantung permainan Semen Padang FC," terang Andre.
Atas persoalan itu, Andre menyatakan konsisten mendorong dilakukannya perubahan dan perombakan di tubuh Komite Wasit dan Komite Disiplin PSSI ini. Andre melihat Erick Thohir sebagai Ketum PSSI serius untuk melakukan pembenahan dan perubahan itu.
"Saya membuktikan bahwa kami bukan bagian dari mafia. Ada sekelompok suporter yang mungkin kecewa klubnya degradasi lalu menggaungkan Andre bagian dari mafia. Tapi kalau saya bagian dari mafia, harusnya saya selama degradasi diam dong. Tapi apa yang terjadi dalam sejarah Kongres PSSI, baru ada satu orang yang berani berbicara lantang dan minta perubahan, minta Komite Wasit diganti, Komite Disiplin diganti. Dan itu adalah Andre Rosiade," tegas Ketua Umum Ikatan Keluarga Minang (IKM).
Selain perubahan di Komite Wasit dan Komite Disiplin, Andre menegaskan dirinya juga konsisten mendorong perubahan di PT Liga Indonesia Baru (LIB). Andre mendorong, PT LIB diisi oleh profesional asing.
"Kami konsisten. Kami melihat harus ada perubahan di PT LIB. Bahkan saya tugaskan dan saya perintahkan CEO Semen Padang FC dalam RUPS PT LIB untuk bersuara," ujar Andre.
"PT LIB ini penikmat sponsorship dari BUMN. Konteksnya kalau menerima sponsorship dari BUMN tentu harus diawasi karena BUMN ini milik negara, milik rakyat Indonesia. Masa gak boleh diawasi, ratusan miliar lho," tukuk Andre.
Bahkan, lanjut Andre, sponsorship yang didapat PT LIB dari BRI tidak terlepas dari campur tangan Erick Thohir selaku Ketum PSSI yang juga Menteri BUMN. Karena itu, menurut Andre, PT LIB pantas dikritisi, pantas diganti jika tidak lagi menjalankan tugasnya secara profesional.
"Sponsorship BRI ini dapat karena Erick Thohir Ketua PSSI. Jadi jangan sampai bilang membangun opini seakan-akan manajemen LIB ini gak boleh dikritisi, gak boleh diganti karena kehebatan mereka nyari sponsor. Gak ada, yang nyari sponsor itu Erick. Saya tahu persis kok saya mitranya, saya anggota Komisi VI DPR RI," ungkap Andre.
Baca juga: Semen Padang FC Bertahan di Liga 1, Andre Rosiade terus Suarakan Lawan Mafia Bola
"Jangan narasinya dibangun jangan sampai gak boleh dikritik. Presiden aja dari zaman Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Buk Mega, Pak SBY, Pak Jokowi, sampai Pak Prabowo juga dikritik kok, masa LIB ini gak boleh dikritik, aneh. Kalau anti kritik susah, 'status quo' banget mentalnya. Tentu kita akan kritik terus, kita akan beri masukan terus untuk perubahan yang lebih baik. Kalau saya sih terus konsisten, tetap ingin pergantian direksi PT (LIB)," Andre menambahkan. [*/pkt]