Kisah Dewi dan Ramadani: Transformasi Hidup di Yayasan Pelita Jiwa Insani

Kisah Dewi dan Ramadani: Transformasi Hidup di Yayasan Pelita Jiwa Insani

Salah satu pasien di Yayasan Pelita Jiwa Insani tengah berkonsultasi. [Foto: Diskominfo]

Padang, Padangkita.com – Di tengah hiruk pikuk kota Padang, Yayasan Pelita Jiwa Insani hadir memberikan sentuhan kemanusiaan bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Dua di antaranya adalah Dewi, 55 tahun dan Ramadani, 28 tahun, yang telah merasakan manfaat dari pendampingan dan pembinaan yang diberikan yayasan ini.

Dewi, wanita asal Payakumbuh, telah menjalani rehabilitasi selama sepuluh bulan. Perubahan positif pun mulai terlihat.

“Di sini melakukan kegiatan sehari-hari seperti mencuci piring, mengepel, mengaji, beribadah, senam, dan latihan membuat kue,” ujarnya, Rabu (18/12/2024).

Ia mengaku senang dengan berbagai pembinaan yang diterimanya, mulai dari pembinaan fisik, keterampilan (skill), hingga pembinaan keagamaan.

“Pertama kali datang ke sini, dijemput pihak Yayasan Pelita Jiwa Insani. Daripada di rumah, lebih senang di sini, tidak ada gangguan, banyak bertemu teman,” ungkap Dewi.

Baginya, pembinaan spiritual dan keagamaan, seperti mengaji, berzikir, dan beribadah, memberikan perbedaan yang signifikan. “Perlahan mulai membaik,” jelasnya.

Kisah serupa juga dialami Ramadani, pria 28 tahun asal Kota Padang, yang telah satu tahun mengikuti rehabilitasi. Ia merasakan banyak ilmu dan keterampilan yang diperolehnya.

“Seperti kerja sebagai kuli, senang rasanya mendapat pembinaan, jiwa terasa tenang dan damai. Di sini, melakukan kegiatan sehari-hari seperti menyapu, membantu kegiatan, dan membagi makanan di sini,” sebutnya.

Ramadani merasa senang karena merasa diperhatikan. “Lebih senang di sini, ada tempat berbagi cerita. Sementara, kalau di luar semua tidak peduli dengan saya,” tutupnya.

Ketua Yayasan Pelita Jiwa Insani, Syafrizal, menjelaskan bahwa saat ini yayasannya merehabilitasi 121 pasien, terdiri dari 80 Orang dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), 20 Gelandang dan Pengemis (Gepeng), dan 21 penyalahguna NAPZA.

“Mereka dibina dan mendapat konsultasi bersama dokter dan perawat. Selain itu, pembinaan fisik seperti melakukan kegiatan sehari-hari, mengantarkan makanan, dan mengepel juga dilakukan. Kemudian mereka juga dibekali pembinaan agama seperti beribadah, mengaji, dan berzikir,” tutup Syafrizal.

Kisah Dewi dan Ramadani adalah secuil gambaran tentang dampak positif yang diberikan Yayasan Pelita Jiwa Insani.

Baca Juga: Pemko Padang Serahkan E-KTP kepada ODGJ, Bisa Digunakan Memperoleh BPJS Kesehatan

Yayasan ini tidak hanya memberikan tempat berlindung, tetapi juga membekali para pasien dengan berbagai pembinaan yang membantu mereka memulihkan diri dan menemukan harapan baru. [*/hdp]

Baca Juga

Padang Mantap Menuju 'Smart City', Wawako Paparkan Rencana di Hadapan Gubernur Sumbar Saat Safari Ramadan
Padang Mantap Menuju 'Smart City', Wawako Paparkan Rencana di Hadapan Gubernur Sumbar Saat Safari Ramadan
Gubernur dan Wali Kota Resmikan RS Padang Eye Center, Harapan Baru Kesehatan Mata Sumbar
Gubernur dan Wali Kota Resmikan RS Padang Eye Center, Harapan Baru Kesehatan Mata Sumbar
Wali Kota Padang di Masjid Al Jadid: "Smart Surau" Diharapkan Jadi Pusat Kegiatan Masyarakat Modern
Wali Kota Padang di Masjid Al Jadid: "Smart Surau" Diharapkan Jadi Pusat Kegiatan Masyarakat Modern
Safari Ramadan di Masjid Baiturrahman, Wali Kota Padang Paparkan Program Unggulan: BPJS Gratis hingga Kebersihan Kota
Safari Ramadan di Masjid Baiturrahman, Wali Kota Padang Paparkan Program Unggulan: BPJS Gratis hingga Kebersihan Kota
Wali Kota Padang Ajak Generasi Muda Berkolaborasi Wujudkan Visi Pembangunan Kota
Wali Kota Padang Ajak Generasi Muda Berkolaborasi Wujudkan Visi Pembangunan Kota
Dokter Warga Padang: Sentuhan Kasih di Rumah, Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga
Dokter Warga Padang: Sentuhan Kasih di Rumah, Layanan Kesehatan Gratis untuk Warga