PERTANDINGAN antara Timnas Garuda melawan Arab Saudi menjadi tonggak sejarah baru bagi kita. Kemenangan tersebut membuka peluang untuk tampil di piala dunia pertama kalinya (tidak termasuk waktu masih bernama Hindia Belanda). Timnas tampil dengan trenggginas. Timnas mencatatkan sejarah untuk pertama kalinya menang melawan Arab Saudi dengan skor 2-0. Tim yang sering menjadi langganan piala dunia.
Keseruan pertandingan ini membuat seluruh masyarakat Indonesia bereuforia merayakan kemenangan tersebut. Saling jual beli serangan dan adu taktik menjadi ajang yang sangat seru untuk disaksikan langsung di stadion kebanggan kita yakni Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK). Namun di balik serunya pertandingan ada satu isu lagi yang menurut saya lebih menarik, yakni tentang sampah plastik.
Sebelum pertandingan dimulai, kawasan Senayan diguyur hujan yang sangat lebat. Memang menjelang pertandingan dimulai hujan mulai mereda. Namun penonton sudah datang lebih awal meskipun hujan deras mengguyur SUGBK. Kondisi ini membuat ribuan penonton mencari jas hujan. Nah, inilah yang menarik untuk kita ulas.
Selain sampah plastik dari sampah makanan dan minuman, dari jas hujan ini juga banyak berserakan. Kita bersuka cita menyambut kemenangan namun lupa menjaga lingkungan. Kemenangan yang begitu indah seakan sedikit tercemar oleh sampah plastik yang berserakan di kawasan SUGBK, baik itu yang di dalam stadion maupun yang di luar.
Kami juga termasuk penonton yang mengenakan jas hujan dari plastik. Namun setelah pertandingan jas hujan ini kami bawa pulang dan tidak dibuang begitu saja. Di dalam stadion panitia memang menyediakan kantong-kantong untuk menampung sampah dari penonton. Namun kesadaran dari penonton kita terlihat masih kurang.
Di bawah bangku penonton seusai pertandingan masih banyak berserak cup-cup bekas minuman. Oiya, ada satu peraturan untuk masuk stadion yakni boleh membawa minumam mineral berupa botol namun tutupnya harus dibuka. Tujuannya adalah kalau terjadi kerusuhan botol minuman ini tidak menjadi senjata untuk dilempar. Kondisi botol yang tanpa tutup ini di akhir pertandingan banyak berserakan. Inilah Pekerjaan Rumah (PR) besar kita. Ajang besar yang langsung dilihat oleh orang dari seluruh dunia.
Kemenangan tersebut menjadi kemenangan di lapangan, namun menjadi kekalahan untuk lingkungan. Kita bisa memperlihatkan sportivitas untuk pertandingan namun belum untuk lingkungan. Memang untuk mengubah prilaku ini bukan perkara mudah. Tidak semudah membalik telapak tangan. Kemenangan yang begitu indah untuk diceritakan, namun kurang indah untuk lingkungan.
Sebagaimana yang kita tahu bahwa sampah plastik ini tidak mudah untuk diurai. Butuh ratusan tahun bagi tanah untuk mengurainya. Sampah plastik ini menjadi salah satu pemicu pemanasan global. Dalam konteks pertandingan sepakbola ini, penggunaan plastik sekali pakai menjadi tantangan tersendiri.
Dalam hal ini perlu keterlibatan kita semua untuk menyadari hal ini. Semua pihak perlu mengambil bagian untuk mengatasi masalah ini. Sebagai penonton yang baik, mari kita mulai dengan beberapa langkah yang mudah untuk diucapkan namun susah untuk dilaksanakan. Mulailah kita menggunakan botol minuman yang dapat digunakan kembali. Buanglah sampah pada tempat yang telah disediakan panitia.
Seandainya tidak menemukan tempat sampah, kontongi saja sampah plastik ini dulu. Lalu yang tak kalah pentingnya adalah kampanye dan edukasi lingkungan terutama masalah sampah plastik ini. Barangkali kita bisa melibatkan tim sepak bola kesayangan kita untuk mengampanyekan pentingnya menjaga kebersihan stadion dari sampah terutama sampah plastik. Cara ini mungkin lebih efektif karena penonton kita sangat fanatik pada tim yang dibelanya.
Pertandingan ini seharusnya menjadi pengingat bagi kita semua bahwa mendukung tim kesayangan tidak hanya soal semangat di stadion, tetapi juga tanggung jawab terhadap lingkungan.
Baca juga: Pariwisata dan Krisis Iklim: Dampak Kawasan Wisata Alam Terhadap Lingkungan
Mari jadikan setiap momen olahraga sebagai langkah menuju perubahan positif, baik di lapangan maupun dalam menjaga bumi kita tetap bersih dari sampah plastik. Sportivitas bukan hanya soal bagaimana kita bermain, tetapi juga bagaimana kita menjaga dunia yang kita tinggali.
[*]
Penulis: Dr. Nofi Yendri Sudiar, M.Si., Koordinator Penanganan Perubahan Iklim SDGs, Kepala Research Center for Climate Change (RCCC) Universitas Negeri Padang (UNP).