BANYAKNYA baliho calon wali kota menghiasi ruang publik Kota Padang memunculkan pertanyaan. Apakah wajah-wajah yang ada dalam baliho tersebut akan bertarung pada Pilkada Kota Padang mendatang? Jika ya, apakah mereka tidak ‘gentar’ menghadapi wali kota petahana Hendri Septa (HS) yang diperkirakan juga maju pada periode kedua?
Lazimnya calon wali kota akan berpikir dua kali untuk menantang petahana yang maju pada periode kedua jabatannya, karena dikhawatirkan akan kalah. Namun, sepertinya tidak untuk Kota Padang.
Ada dua kemungkinan. Pertama, mereka yang akan maju sebagai calon wali kota sudah berhitung bahwa wali kota petahana tidak sekuat sebagaimana yang banyak diungkap oleh ilmuwan politik.
Kedua, apa yang dilakukan HS sebagai wali kota hari ini adalah ‘sesuatu yang biasa-biasa saja’ dan mereka juga dapat melakukan hal yang sama dan bahkan lebih jika menjadi Wali Kota Padang. Artinya, mereka sudah menilai kepemimpinan dan kepuasan masyarakat terhadap kinerja HS sebagai sebagai Wali Kota Padang selama ini.
Survei Kepuasan Masyarakat
Salah satu variabel penting dalam menilai keberhasilan petahana dalam memimpin daerahnya adalah seberapa tinggi kepuasan masyarakat terhadap kinerjanya sebagai kepala daerah. Tidak sedikit kepala daerah petahana yang mengabaikan variabel ini.
Umumnya mereka terpaku dengan variabel elektabilitas saja. Ini dapat dimaklumi karena elektabilitas menggambarkan tingkat keterpilihan seorang kepala daerah yang sekaligus menggambarkan peluang kemenangannya. Petahana meyakini bahwa elektabilitas mereka akan cenderung naik dan akan bertahan karena apa yang mereka lakukan selama menjabat sebagai kepala daerah sehingga dianggap dapat memenangi Pilkada berikutnya.
Walaupun begitu, perlu dipahami bahwa di balik angka elektabilitas tersebut ada fakta menarik bahwa masyarakat belum mempertimbangkan nama lain karena tidak adanya alternatif calon lain dalam pikiran mereka ketika survei dilakukan.
Kondisi ini akan berbeda ketika calon kepala daerah mulai melakukan sosialisasi diri untuk dikenal masyarakat sehingga akan terjadi polarisasi dukungan dan kecenderungan elektabilitas petahana diprediksi akan turun.
Dari baliho yang dipajang di ruang publik saat ini terdapat nama-nama baru yang diperkirakan akan berkontestasi di Kota Padang. Misalnya, Fadly Amran mantan Wali Kota Padang Panjang dengan sejumlah prestasi yang diperolehnya adalah sosoknya penantang kuat bagi HS sebagai petahana.
Sosoknya yang muda, energik dan visioner akan menjadi calon Wali Kota Padang pada Pilkada serentak tahun ini. Selanjutnya ada nama Ekos Albar yang juga menjabat sebagai Wakil Wali Kota Padang saat ini, juga berasal dari partai yang sama dengan Wali Kota HS. Ekos juga digadang-gadang akan bersaing dengan HS untuk diusung oleh PAN.
Selain itu, ada nama Syafrial Kani yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kota Padang yang dijangka akan maju sebagai calon wali kota. Dengan pengalamannya di lembaga legislatif tentu akan memudah langkahnya menjadi calon wali kota Padang ke depan.
Baliho lain yang juga terpajang, yaitu Muhammad Iqbal yang menjadi juru bicara nasional Tim Amin dalam pemilihan presiden yang lalu. Tentu tidak mudah bagi Iqbal mengingat di internal PKS juga ada nama lain seperti Khairul Ikhwan, Muharlion, Muhidi dan sebagainya yang juga siap bersaing dengan dirinya.
Selain itu juga ada nama Alkudri yang dikenal sebagai pengusaha perumahan di Kota Padang yang juga mengincar posisi jabatan wali kota ini.
Wajah Amril Amin sebagai Wakil Ketua DPRD Kota Padang dan pengusaha mini market juga disebut-sebut akan maju menjadi calon Wali Kota Padang berikutnya yang juga dari PAN. Tentu menjelang pendaftaran calon kepala daerah pada bulan Agustus 2024 nanti akan muncul lagi nama-nama lain yang ikut meramaikan kontestasi tersebut.
Menghitung Peluang
Idealnya, peluang untuk menjadi Wali Kota Padang ini terbuka untuk semua kandidat yang bertanding. Walaupun begitu, merujuk pada temuan survei yang dilakukan Spektrum Politika Institut pada 1-10 Februari 2024 yang lalu, sebanyak 33,8% masyarakat Kota Padang menginginkan calon wali kotanya memiliki kemampuan dalam memimpin di pemerintahan.
Kemampuan ini tentu dikaitkan dengan pengalaman dan rekam jejak mereka di pemerintahan. Selain itu, yang menarik adalah sebanyak 30,1% warga Kota Padang menginginkan wali kota mereka nantinya adalah individu yang bersih dan bebas KKN.
Sebanyak 11% warga Kota Padang juga menginginkan calon wali kota mereka adalah individu yang memiliki kriteria intelek, berwibawa, berkharisma, ramah, santun, berjiwa muda, energik dan visioner. Tentu temuan umum ini bisa direfleksikan pada nama-nama calon wali kota yang disebutkan di atas, apakah memenuhi harapan masyarakat atau tidak.
Jika dilakukan identifikasi berdasarkan rekam jejak yang dimiliki calon wali kota yang disebutkan di atas, ternyata yang punya pengalaman di pemerintahan memiliki peluang yang lebih besar. Ditambah lagi sebanyak 5,9% masyarakat Kota Padang berkeinginan agar calon wali kota mereka peduli dengan masalah mereka dan responsif dalam menyelesaikannya akan menjadi variabel penentu kemenangan calon walikota tersebut.
Melihat fenomena politik di Kota Padang menjelang Pilkada tersebut, maka diprediksi Pilkada di Kota Padang akan dinamis. Calon Wali Kota Padang yang bertanding diperkirakan akan ketat dan kompetitif. Apalagi nama-nama calon wali kota yang muncul adalah mereka yang memang sudah mempersiapkan dirinya dengan baik untuk bersaing dengan petahana.
Baca juga: Soal Peluang Erman Safar di Pilkada Padang 2024, Pengamat: Hendri Septa Bukan Calon Petahana Kuat
Apalagi HS sebagai wali kota petahana akan mengakhiri masa jabatannya pada Bulan Mei 2024 mendatang. Ini tentu cukup adil karena mereka akan sama-sama memulai pertarungan dari titik awal. Kita lihat saja nanti. [*]
Penulis: Prof. Asrinaldi A, Dosen Ilmu Politik dan Studi Kebijakan Universitas Andalas (Unand)