Padang, Padangkita.com – Ratusan ton sampah yang biasanya ditampung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Payakumbuh terpaksa diangkut ke TPA Air Dingin, Kota Padang. Longsor pada Rabu (20/12/2023) telah merusak bak penampungan sampah dan jalur menuju TPA Regional Payakumbuh.
Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Mahyeldi Ansharullah menyatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) segera menggelar rapat dengan kabupaten/kota untuk mencari solusi penanganan sampah pasca-rusaknya bak penampungan sampah dan akses menuju (TPA) Regional Payakumbuh akibat longsor.
TPA Regional Payakumbuh, biasanya menampung 200 ton hingga 250 ton sampah per hari. Sampah tersebut berasal dari empat kabupaten dan kota, yakni Kota Payakumbuh, Bukittinggi, Kabupaten Limapuluh Kota dan Agam. Mahyeldi meminta kabupaten/kota aktif menyampaikan inisiatif untuk penanganan sampah ke depan.
"Sampah dari Payakumbuh dan Bukittinggi dikirim ke TPA Aia Dingin di Padang. Namun, hal ini tentu harus dicari solusinya, karena tidak mungkin (seperti itu) terus menerus," ungkap Gubernur Mahyeldi di Istana Gubernur Sumbar, Senin (8/1/2024).
Untuk mengatasi persoalan ini, lanjut Gubernur, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sumbar menggelar rapat intensif dengan kabupaten/kota terkait, sehingga persoalan penanganan sampah di kabupaten/kota memang menjadi buah dari pemikiran bersama antar-Pemda.
"Masalah penanganan sampah ini sangat penting. Sebab, jumlahnya semakin hari semakin meningkat. Sementara, di satu sisi kita sangat concern pada pariwisata yang tentu masalah sampah termasuk penghambat di dalamnya," kata Gubernur lagi.
Mahyeldi berharap bupati/wali kota melalui dinas terkait dapat berinisiatif dalam hal penanganan sampah. Sementara itu, Pemprov Sumbar menegaskan akan terus berkomitmen untuk memfasilitasi setiap komitmen-komitmen yang disepakati dalam penanganan sampah ke depan.
Baca juga: TPA Regional Payakumbuh Bakal Diperluas Jadi 5,3 Hektare
"Sejauh ini, berbagai langkah terus kita lakukan. Seperti pemberdayaan pedagang pasar untuk pemilahan sampah pasar. Namun, tentu ini perlu gerakan yang lebih besar sehingga dampak yang lebih besar juga bisa kita rasakan," kata Mahyeldi. [*/adpsb]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News