Jakarta, Padangkita.com - Di tengah rentannya situasi global, Indonesia berhasil mengendalikan laju inflasi tahunan 2022 di angka 5,51%. Penerimaan negara juga mencatatkan capaian positif 116,3% dari target, berkat windfall profit booming harga komoditas unggulan ekspor beserta produk-produk turunan dan hilirisasinya.
Kinerja ekonomi membanggakan Indonesia pada tahun 2022 tersebut berhasil menjadi fondasi yang kokoh bagi upaya pemulihan ekonomi nasional pascapandemi.
Hingga triwulan III 2023 saat ini, Indonesia telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi di atas 5% dalam tujuh kuartal berturut-turut.
Demikian diungkapkan oleh Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Golkar Bobby Adhityo Rizaldi ketika membacakan pandangan fraksi atas Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2022.
"Oleh karena itu, Fraksi Partai Golkar DPR RI, dengan penuh rasa syukur berpandangan bahwa Indonesia telah kembali dalam jalur menuju Indonesia Maju 2045. Fraksi Partai Golkar mengapresiasi capaian-capaian pada realisasi Indeks Kesejahteraan Masyarakat APBN 2022 yang mencatatkan perbaikan dibanding tahun-tahun sebelumnya," papar Bobby di hadapan sidang paripurna, di Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (24/8/2023).
Tingkat pengangguran terbuka tercatat 5,86% atau turun dari 6,49% pada 2021. Jumlah penduduk miskin turun dari 9,71% pada 2021 menjadi 9,57%. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) meningkat dari 72,29 pada 2021 menjadi 72,91 pada 2022.
Meskipun rasio gini tercatat stagnan di angka 0,381, namun secara keseluruhan pelaksanaan APBN 2022 telah cukup efektif meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
"Berdasarkan beberapa pokok pikiran yang telah kami sampaikan, maka Fraksi Partai Golkar menyatakan Menyetujui Rancangan Undang-Undang tentang Pertanggungjawaban Atas Pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2022 untuk dibahas lebih lanjut," ungkap Bobby.
Dari sisi Laporan Realisasi APBN Fraksi Partai Golkar mengapresiasi realisasi penerimaan yang mencapai Rp2.635,8 triliun atau 116,3% dari target, sementara realisasi belanja tercatat Rp3.096,2 triliun atau 99,7% dari target. Hal ini mencerminkan APBN yang semakin sehat dan sustainable di tengah badai ketidakpastian global.
Baca juga: Tutup Masa Sidang V, DPR Kawal Arah APBN 2024 Fokus Kesejahteraan Rakyat
Namun di sisi lain, terdapat mismatch yang cukup lebar dalam realisasi defisit dibanding pembiayaan. Realisasi defisit anggaran tercatat Rp460,4 triliun atau 54,8% dari target. Sedangkan realisasi pembiayaan tercatat Rp590,9 triliun atau 70,34% dari target. [*/pkt]