Lubuk Basung, Padangkita.com - Operasional dapur umum di wilayah Nagari Koto Malintang, Nagari Tanjung Sani dan Nagari Sungai Batang dihentikan Minggu (23/7/2023) .
Dapur umum ini sebelumnya didirikan untuk mendukung penanganan pasca bencana banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi Jumat, (14/7/2023) lalu.
Kasi Kebencanaan Dinsos Agam Feri Dunda menjelaskan, pascaberhasil dibukanya akses jalan darah ruas jalan salingka danau Maninjau mulai dari Muko-Muko sampai Sungai Batang, dan lancarnya distribusi bantuan dan logistik untuk kebutuhan warga terdampak bencana Kamis, (20/7/2023), kebutuhan akan dukungan konsumsi (makanan masak) relatif turun.
Bahkan terakhir Jumat, (21/7/2023) pasokan nasi bungkus dan kebutuhan makan untuk warga terdampak diberbagai jorong yang di kawasan yang sempat terisolasi akibat tumpukan material longsor di berbagai titik, turun drastis sampai 80 persen.
“Kemarin, kita memasak hanya untuk 250-an bungkus, padahal sebelumnya bisa mencapai 1.000 bungkus untuk sekali makan. Di berbagai lokasi, wali jorong juga sudah meminta penghentian pasokan nasi bungkus dari posko utama,“ ungkapnya.
Asisten I Sekab Agam, selaku koordintor posko utama penanganan pasca bencana, Rahman mengatakan, menyikapi kondisi tersebut, sesuai hasil diskusi dengan unsur pimpinan posko utama penanganan pasca bencana Kabupaten Agam di Muko-Muko, disepakati operasional dapur umum akan dihentikan mulai Minggu, (23/7/2023).
“Sesuai laporan di lapangan, dan hasil evaluasi kita, untuk operasional dapur umum sudah bisa dihentikan, mengingat distribusi bantuan dan pasokan logistik untuk warga terdampak bencana sudah normal, menjelang berakhirnya masa tanggap darurat bencana tanggal 27 Juli mendatang,“ sebutnya.
Untuk diketahui, dapur umum yang dimotori tim Tagana Kabupaten Agam dipimpin Gusmal Dt Jangguik Ameh, sudah beroperasi sejak pemberlakuan kondisi tanggap darurat bencana banjir bandang-tanah longsor Sabtu (15/7/2023) pekan lalu.
Baca Juga : Gubernur Mahyeldi Turun ke Lokasi Longsor di Agam, Begini Kondisi Pascabencana
Dapur umum ini telah berupaya maksimal bersama seluruh personel, memenuhi kebutuhan nasi bungkus untuk kebutuhan 2 kali sehari, bahkan dipasok ke seluruh posko penyangga dan rumah-rumah warga terdampak, melalui jalur danau Maninjau menggunakan speedboat. [*/hdp]