Lubuk Basung, Padangkita.com – Rinuak, ikan endemik Danau Maninjau, masih langka pascakematian ikan massal, pada November 2022 lalu. Para pelaku usaha berbahan dasar rinuak pun mengeluh tak dapat berproduksi.
Kondisi langkanya rinuak diungkapkan Wakil Ketua Forum UMKM Kabupaten Agam, Fitria Amrina, di Lubuk Basung, Kamis (9/3/2023)
Ia menyampaikan, sejak empat bulan terakhir usaha olahan rinuak macet.
“Sejak ikan mati massal pada November, keberadaan rinuak langka. Akibatnya pelaku usaha tidak memproduksi makanan olahan rinuak,” ujarnya.
Padahal, lanjut dia, saat ini permintaan pasar terhadap makanan olahan ikan endemik ini sangat tinggi. Ia khawatir, tak dapat memenuhi stand pameran dalam ajang pertemuan para istri kepala daerah (Iskada), pada 15 Maret mendatang.
Pelaku usaha yang bergerak di pengolahan rinuak ini memperoleh informasi dari nelayan setempat, bahwa rinuak masih akan langka untuk beberapa waktu ke depan.
“Minggu lalu dapat informasi belerang di Maninjau kembali naik akibat hujan badai,” ujarnya lesu.
Ia berharap, kelangkaan ini dapat segera diatasi, sehingga ia dan pelaku usaha lainnya dapat kembali memenuhi permintaan kuliner berbahan rinuak.
“Meski sudah kami coba alihkan ke olahan ikan, seperti dendeng ikan, tapi pasar tetap menginginkan dendeng rinuak,” katanya.
Kelangkaan rinuak juga dibenarkan Kepala Bidang Pembudidayaan Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan Agam, Doni Afdison.
Ia pun juga mengamini kelangkaan ikan berukuran kecil bernama Latin Psilopsis sp, dimulai sejak kematian ikan massal beberapa waktu lalu.
Baca juga: Jadi Viral Usai di Masak Lord Adi, Ini Fakta Menarik Seputar Ikan Rinuak Danau Maninjau
“Saat musim belerang yang membuat ikan mati massal, rinuak juga terkena dampaknya karena sangat sensitif,” kata Doni. [*/pkt]
*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News