Unand Serahkan Unit Produksi Pengolahan Gambir ke Swasta, Ini Keuntungan yang Diharapkan

Unand Serahkan Unit Produksi Pengolahan Gambir ke Swasta, Ini Keuntungan yang Diharapkan

Gedung Rektorat Unand di Kampus Unand Limau Manis, Padang, Sumatra Barat (Sumbar). [Foto: Ist.]

Padang, Padangkita.com – Universitas Andalas (Unand) menyerahkan pengelolan Unit Produksi Pengolahan Gambir kepada pihak swasta, yakni PT Andalas Sitawa Fitolab.

Selama ini, unit produksi yang peralatannya didanai Kemendikbudristek dan Kemenperin itu belum terkelola dengan maksimal.

Perjanjian kerja sama yang didahului dengan nota kesepahaman telah ditandangani di Ruang Rektor Lantai IV Gedung Rektorat Kampus Limau Manis, Kamis (5/1/2022)

Nota Kesepahaman itu ditandatangani langsung oleh Rektor Unand Prof Yuliandri dan Direktur Utama PT. Andalas Sitawa Fitolab Marlinda.

Pada kesempatan itu Rektor Yuliandri didampingi Wakil Rektor IV Dr Hefrizal Handra dan Direktur Kerja Sama dan Hilirisasi Riset Dr Eng M Makky. Hadir pula pimpinan PT. Andalas Sitawa Fitolab Prof. apt. Amri Bakhtiar dan Prof. apt. Dedi Prima Putra.

Dr Eng M Makky menjelaskan, selama ini peralatan tersebut belum dapat termanfaatkan secara maksimal, mengingat Unand belum dapat mengakses pasar produk olahan gambir, khususnya katekin terpurifikasi 90% dan teh gambir.

Oleh karena itu, kata dia, PT Andalas Sitawa Fitolab dipercaya sebagai perusahaan swasta yang mengelola unit tersebut agar memberikan benefit bagi kedua belah pihak.

“Dengan demikian, peralatan produksi gambir tersebut dapat termanfaatkan, menjadi aset yang produktif, dan mendatangkan income bagi Unand dalam bentuk sharing margin,” jelasnya.

Lebih jauh Makky menjelaskan, gambir sendiri merupakan salah satu komoditas ekspor unggulan Indonesia yang kontribusinya sekitar 80% dari seluruh produk gambir dunia.

Sumatra Barat (Sumbar) pun menjadi provinsi dengan produksi gambir terbesar di Indonesia. Sehingga, lanjut Makky, pengolahan gambir merupakan aktivitas potensial dan sudah sewajarnya diupayakan untuk terus ditingkatkan.

Nota kesepahaman yang telah ditandatangani akan menjadi jembatan, di mana Unit Pengolahan Gambir ditargetkan bukan hanya untuk memberikan keuntungan secara material, namun juga agar dapat dimanfaatkan langsung oleh mahasiswa dan dosen.

“Harapannya, Unit Pengolahan Gambir ini dapat dimanfaatkan untuk kegiatan magang, penelitian mahasiswa dan dosen, dan kegiatan lain pada program merdeka belajar. Juga mampu menjadikan pusat industri gambir Unand menjadi model percontohan pemanfaatan hasil riset, yang dapat ditiru oleh pemerintah daerah di Sumatra Barat maupun di daerah lain,” ungkapnya.

Prof. Amri Bakhtiar selaku pimpinan PT. Andalas Sitawa Fitolab menyebutkan pada prosesnya, mahasiswa dan dosen ikut serta dalam pengolahan gambir dan produk turunannya.

“Dosen terlibat langsung dalam penelitian ataupun dalam produksi, mahasiswa pun juga kita libatkan dalam penelitian. Sekarang ini, ada program matching fund yang melibatkan mahasiswa dan dosen, yang melakukan penelitian di beberapa daerah, melihat masyarakat di sana mengolah gambir, dan kita evaluasi di sini untuk kita lakukan perbaikan-perbaikan supaya bisa ditingkatkan mutunya,” jelasnya.

Ia menyebut, PT Andalas Sitawa Fitolab sendiri melakukan pengolahan kembali gambir yang dihasilkan oleh masyarakat menjadi gambir murni dengan kandungan katekin di atas 90%. Melalui proses ini menambah nilai jual gambir hingga berkali-kali lipat.

Saat ini mahasiswa yang dapat terlibat langsung dalam berbagai kegiatan pengolahan gambir masih terbatas pada jurusan farmasi. Namun, kata dia, bukan tidak mungkin akan terbuka kesempatan bagi mahasiswa jurusan lain untuk turut berpartisipasi dalam program ini.

“Tidak tertutup kemungkinan untuk mahasiswa di jurusan lain. Misalnya mahasiswa ekonomi kalau berhubungan dengan aspek pemasaran, pertanian terutama di (bidang) hasil budidaya,” pungkasnya.

Baca juga: PUM Netherlands Ingin Berdayakan UMKM Sumbar, Mahyeldi Ungkap Soal Gambir dan Ayam Potong

Pada kerja sama ini, Unand memberikan target produksi pada PT Andalas Sitawa Fitolab  mampu memproduksi hingga 200 kg katekin terpurifikasi dan hingga 2.000 kotak teh gambir per bulannya. [*/pkt]

 

*) BACA informasi pilihan lainnya dari Padangkita di Google News

Baca Juga

Unand-IGF Polandia Kerja Sama Penelitian Geofisika dan Atmosfer lewat Pengembangan BAM-Net
Unand-IGF Polandia Kerja Sama Penelitian Geofisika dan Atmosfer lewat Pengembangan BAM-Net
Peneliti UNAND Kembali Raih Prestasi Internasional, Masuk Top 100 Ilmuwan Indonesia
Peneliti UNAND Kembali Raih Prestasi Internasional, Masuk Top 100 Ilmuwan Indonesia
Pengembangan Prodi Baru Jadi Fokus Utama Raker FISIP Unand
Pengembangan Prodi Baru Jadi Fokus Utama Raker FISIP Unand
Unand Selesaikan Polemik Kepemimpinan LPM, Fokus pada Pengembangan Mutu
Unand Selesaikan Polemik Kepemimpinan LPM, Fokus pada Pengembangan Mutu
Polemik Jabatan Wakil Rektor II Unand: Khairul Fahmi Menang Gugatan, Namun Tolak Jabatan
Polemik Jabatan Wakil Rektor II Unand: Khairul Fahmi Menang Gugatan, Namun Tolak Jabatan
Alumni Unand Berbagi Tips Sukses Berkarier di Tingkat Global
Alumni Unand Berbagi Tips Sukses Berkarier di Tingkat Global