Jembatan Ini Dirancang Tahan Gempa dan Tsunami, Anggaran Pembangunan Capai Rp325 Miliar 

Jembatan Ini Dirancang Tahan Gempa dan Tsunami, Anggaran Pembangunan Capai Rp325 Miliar 

Ilustrasi jembatan. [Foto: Pixabay]

Palu, Padangkita.com – Jembatan Palu IV di Sulawesi Tengah (Sulteng) yang hancur dihantam gempa dan tsunami, kini dibangun lagi.

Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara resmi mulai membangun Jembatan Palu IV Rabu (20/07/2022), ditandai dengan ground breaking.

Program rekonstruksi Jembatan Palu IV diinisiasi sebagai upaya untuk memulihkan dan meningkatkan kondisi lalu lintas menggantikan jembatan lama yang hancur akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada tahun 2018.

Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR di Sulteng, Arie Setiadi Moerwanto mengatakan Jembatan Palu IV akan berdiri dekat sesar Palu-Koro, sehingga bukan tidak mungkin akan terkena dampak bencana di kemudian hari.

Maka dari itu, konstruksi Jembatan Palu IV akan didesain untuk mampu menahan setidaknya dua potensi kebencanaan, yaitu tsunami dan likuefaksi tanah.

Untuk mengantisipasi dampak dari tsunami, Arie menjelaskan Jembatan Palu IV akan terkoneksi dengan jalan elevated yang mampu meredam energi gelombang pada saat tsunami. Energi yang terpecah ini mampu mengurangi potensi kerusakan yang ditimbulkan ketika gelombang air laut menyeruak ke daratan.

“Jadi bukan menahan tsunaminya tetapi agar energi gelombangnya diperkecil,” jelasnya.

Berkaca dari kejadian tsunami pada 2018 silam, waktu evakuasi saat tsunami atau golden time di pesisir Silebeta ini hanya empat menit. Padahal menurut Arie, golden time di lokasi tsunami lain jauh lebih longgar, yaitu 15 menit. Maka Jembatan Palu IV, elevated road, dan kawasan sekitarnya akan berfungsi sebagai tsunami shelter.

“Jadi, nanti di balik jalan ini, dalam empat menit masyarakat bisa evakuasi ke sini,” jelasnya.

Pondasi dan ketinggian Jembatan Palu IV didesain dengan mempertimbangkan nilai seismik gempa dan tsunami berdasarkan peta risiko gempa dengan bentang total 2.500 meter.

Untuk memitigasi potensi likuefaksi yang cukup besar, diameter pondasi-pondasi jembatan ini akan lebih tebal dan ditanam lebih dalam daripada jembatan pada umumnya.

Faktor ini membuat Jembatan Palu IV menyandang status jembatan khusus dan akan menjadi laboratorium lapangan bagi ASN Kementerian PUPR yang sedang menempuh studi magister Super Special Jembatan Khusus.

Baca juga: Daftar 10 Jembatan Terpanjang di Indonesia, Jembatan Batam – Bintan Bakal Jadi Nomor 1

Desain Jembatan Palu IV telah mendapatkan persetujuan rekomendasi dari Menteri PUPR pada 5 Maret 2020, setelah mendapatkan rekomendasi dari Komisi Keamanan Jembatan dan Terowongan Jalan (KKJTJ) pada 3 Maret 2020.

Arie optimistis semua langkah desain ini menjadi sistem mitigasi bencana tsunami yang baik sehingga diharapkan akan terwujud pesisir Silebeta yang tangguh bencana.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan, Herry Trisaputra Zuna mengatakan sumber pendanaan Jembatan Palu IV berasal dari hibah Pemerintah Jepang.

"Penandatanganan hibah sudah dilaksanakan pada 21 Juni 2019 lalu antara Dirjen Bina Marga dan JICA,” kata Herry.

Pemerintah Jepang menggelontorkan hibah sebesar 2,5 miliar Yen atau sekitar Rp325 miliar melalui Japan International Coorporation Agency (JICA). Proses Konstruksi akan dilakukan oleh kontraktor dari Jepang, yaitu Tokyu Construction dengan menggandeng PT Waskita Karya.

“Konstruksi semula direncanakan tahun 2020, namun terkendala pandemi dan proses pembebasan lahan yang membutuhkan waktu kebih lama. Rekonstruksi Jembatan Palu IV direncanakan selesai pada Juni 2024," kata Herry

Sementara itu, Chief Representative JICA Indonesia Office, Yasui Takehiro menjelaskan, hibah rekonstruksi Jembatan Palu 4 terdiri dari dua kegiatan utama yaitu pekerjaan jasa konsultan desain dan supervisi serta pekerjaan fisik dengan mengusung konsep ‘Build Back Better'.

Baca juga: Bukan Jembatan Batam – Bintan, Ternyata Ini Kandidat Jembatan Terpanjang di Indonesia

Adapun lingkup pekerjaan meliputi pembangunan jembatan sepanjang 250 meter, dan jalan pendekat sepanjang 380 meter dari sisi Barat serta 410 meter dari sisi Timur. [*/pkt]

Baca Juga

Hutama Karya Resmi Mulai Konstruksi JTTS Tahap II, Ini Daftar Proyek Jalan Tol yang Dibangun
Hutama Karya Resmi Mulai Konstruksi JTTS Tahap II, Ini Daftar Proyek Jalan Tol yang Dibangun
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Serius Ingin Ikut Biayai Flyover Sitinjau Lauik, Ini Pengalaman Bank Nagari di Proyek-proyek Besar
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Pemprov Upayakan Perbaikan Jalan Balingka – Padang Lua Menggunakan Anggaran Pusat
Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
Trase Jalan Tol Sicincin-Bukittinggi Diusulkan Pindah jadi Sicincin-Singkarak-Tanah Datar
'Groundbreaking' Flyover Sitinjau Lauik Dijadwal Desember, Begini Progres Pengadaan Lahannya
'Groundbreaking' Flyover Sitinjau Lauik Dijadwal Desember, Begini Progres Pengadaan Lahannya
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar
Bank Nagari Ingin Ikut Pembiayaan Pembangunan Flyover Sitinjau Lauik, Sanggup Rp500 Miliar