Padang, Padangkita.com - Siapa yang tak kenal nasi padang atau rumah makan padang? Kepopuleran nasi padang telah menjadi peluang usaha baru bagi sebagian perantau Minang.
Demikian pula dengan Fahmi, salah satu pengusaha rumah makan padang di Kabupaten Kediri, Provinsi Jawa Timur (Jatim).
Sebagai seorang pengusaha muda, langkah Fahmi untuk memulai usaha nasi padang tidaklah mulus, berikut ulasan kisahnya.
Berawal dari bisnis yang dijalani dengan terpaksa, karena desakan sang ibu untuk meneruskan usaha keluarga, Fahmi mulai menggeluti bisnis nasi padang.
Karena mengurus usaha milik keluarga, Fahmi yang merupakan sosok 'introvert' ini seiring waktu dihadapkan dengan sejumlah persoalan idealisme. Pada awal-awal dia sering berbenturan ide dengan sang ayah yang ingin tetap menjual nasi padang yang asli.
“Sedangkan di (masyarakat) Kediri ini masih belum bisa menerima dengan rasa yang terlalu berempah,” tutur dia berkisah di kanal Youtube Pecah Telur, dilansir Padangkita.com, Kamis (14/7/2022).
Tak hanya soal rasa, Fahmi pun kerap berselisih dengan sang ayah soal masalah manajemen keuangan.
“Akhirnya saya membutuhkan untuk buka sendiri,” ujarnya berkisah.
Sebelum memutuskan hal itu, Fahmi melakukan penelitian rasa nasi padang di seputaran Kota Kediri, terutama yang ramai pengunjung. Dari usahanya itu ditemukan, ternyata rasa yang dominan ditemukan adalah gurih dan manis.
“Sedangkan ayah suka yang asin dan berempah, inikan bertolak belakang dengan kesukaannya orang-orang Kediri.
Dari penelitian itu dia menyimpulkan masyarakat Kediri menyukai rasa masakan yang lebih soft. Berbekal hasil tersebut dia pun memutuskan membuka rumah makan sendiri yang diberi nama Rumah Makan Putra Minang.
“Awal-awal dari pagi hingga malam yang beli cuma 4, itu stresnya bukan main,” kenangnya.
Baca juga: Sempat Turun Selama 2 Tahun, Ini 4 Daerah di Sumbar dengan Rumah Makan Terbanyak
Karena tidak laris menjual di warung, dia pun memutuskan untuk mencari pelanggan dengan mendatangi langsung sejumlah kantor. Berbagai dilema melanda sosok pemuda yang kala itu baru berumur 21 tahun. Dia pun sempat berpikir untuk menyerah.
Namun setelah dua tahun berjalan, akhirnya Fahmi mulai mendapatkan harapan untuk bisnisnya. Dia mencoba metode baru, dengan menyasar peluang nasi padang yang dipasarkan untuk sarapan pagi orang-orang kantor.
Nasi padang untuk sarapan pagi ini dia ramu dengan sejumlah inovasi, mulai dari menu lauk hingga porsinya. Menu baru tersebut dia jajakan dengan sepeda motor dan mendapat sambutan luar biasa dari pelanggan.
“Hanya dua jam laku 100 porsi, dari sana efeknya banyak yang mampir ke rumah makan (Putra Minang), ini ternyata termasuk marketingnya,” paparnya.
Efek dari menjual sarapan secara langsung tersebut, tiga bulan berselang RM Putra Minang selalu ramai dikunjungi pelanggan hingga 6 tahun berjalan sampai tahun ini.
Baca Juga: Sumpah!! Ternyata Ini Nasi Padang Terenak
Buah dari hasil kerja keras tersebut, saat ini, RM Putra Minang ini mampu menjual 300-400 porsi per hari. [*/isr]