Painan, Padangkita.com - Bupati Pesisir Selatan, Rusma Yul Anwar hadiri peletakan batu pertama pembangunan sentra IKM Minyak Atsiri di Kecamatan Lunang, Senin (27/6/2022) lalu.
Turut hadir Kepala Dinas Pertanian Madrianto, Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul, Kepala Dinas Pariwisata Suhendri Zainal, Wakil Ketua Anggota DPRD Hakimin, Anggota DPRD Aljufri dan Kusmanto, perwakilan Kejaksaan Negeri Pesisir Selatan, Camat Lunang Caryanto dan tokoh masyarakat setempat.
Dalam kesempatan itu Rusma Yul Anwar menyampaikan, pembangunan sentra minyak Atsiri adalah bagian dari upaya mewujudkan kemandirian daerah berbasis komoditi unggulan daerah.
Berkapasitas 1.550 liter, keberadaan industri pengolahan diyakini mampu meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat, karena memiliki kapitalisasi modal yang cukup besar, menyerap tenaga kerja dan memberikan nilai tambah terhadap produksi pertanian.
"Selama ini mayoritasnya dijual dalam bentuk mentah, sehingga petani tidak menikmati pertambahan nilai produk yang dihasilkan," ungkap bupati.
Bupati melanjutkan keberlimpahan potensi pertanian Pesisir Selatan sejatinya harus mampu memberikan kesejahteraan bagi masyarakat dan pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Karena itu pemerintah kabupaten kini terus berupaya melahirkan berbagai kebijakan dan rencana strategis yang benar-benar fokus dalam rangka pengembangan produk, sesuai keunggulan kompetitif daerah.
Meski demikian keterpaduan antara hulu dan hilir harus tetap terjaga, sejalan target menjadikan hilirisasi sebagai salah satu dari arus utama pembangunan dan sambil menjaga ketersediaan potensi dari sisi hulu.
"Jadi, mesti tertata, terorganisir dan terpadu. Pada tataran inilah konsep hilirisasi itu dijalankan untuk mencapai kemandirian daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat," tutur bupati.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan dan Transmigrasi Mimi Riarty Zainul menyampaikan, pembangunan sentra atsiri dibiayai melalui DAK Kementerian Perindustrian senilai Rp14 miliar.
Besaran dana bersumber dari APBN 2022 itu Rp9,8 miliar diantaranya dipakai untuk pembangunan fisik gedung pabrik dan sisanya yang sebesar Rp5 miliar untuk peralatan produksi. Sentra Atsiri dibangun di atas lahan seluas 1 Hektare dan dengan luas bangunan 1.300 meter per segi di Nagari Lunang Tengah, yang ditargetkan rampung pada 31 Desember tahun ini.
"Nanti bisa memproduksi minyak kayu putih, minyak pala dan minyak serei wangi, dengan enam unit tanki suling antara lain 3 unit kapasitas 1.000 liter, 2 unit kapasitas 500 unit dan satu 50 liter," ujar Mimi.
Ia meyakini pembangunan sentra atsiri akan menjadi katalisator baru bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan memacu peningkatan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Pengoperasiannya melibatkan masyarakat seperti penyediaan bahan baku, operator dan administrasi yang secara otomatis akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar sentra dan Pesisir Selatan umumnya.
Baca Juga: Pemkab Pesisir Selatan Segera Bangun Pabrik Minyak Atsiri di Lunang, Didanai APBN Rp4 Miliar
"Kami akan memberikan pelatihan pada operator, petani penyedia bahan baku dan manajemennya, karena tentu butuh tenaga yang profesional dalam operasionalnya," tutupnya. [*/isr]